Thursday, November 3, 2011

F.A. Hayek, Ancaman Kolektivisme (2011)


Judul buku: Ancaman Kolektivisme (316 halaman)
Judul Asli (Inggris):
The Road to Serfdom

Penulis: Friedrich A. Hayek
(1899-1992; penerima Hadiah Nobel Ekonomi 1974)
Penerjemah: Ioanes Rakhmat


Penerbit buku terjemahan: Freedom Institute dan Friedrich Naumann Stiftung, Jakarta (terbit 28 Okt 2011). ISBN 978-602-99571-0-5


Harga per eks Rp. 75.000,-
(Dijual hanya di toko buku OBOR)

TAPI, dapat dipesan pada saya (penerjemah: Ioanes Rakhmat) dengan harga yang sama. Bebas ongkos kirim untuk kawasan Jabodetabek.


** Jika mau pesan, kirim lewat SMS nama lengkap dan alamat lengkap anda ke HP saya 082 1220 15570. Ongkir di luar kawasan Jabodetabek ditanggung pembeli. Thanks in advance.



Sekilas tentang buku ini:


Dalam buku klasik politik dan filsafat ekonomi ini, Hayek (ekonom Austria, menulis tahun 1944, cetakan ke-2 tahun 2001) memperlihatkan bahaya-bahaya sistem ekonomi sosialis (atau sistem ekonomi kolektivis) yang pada masanya sedang mulai diadopsi di banyak negara Eropa, termasuk negerinya sendiri Austria, ketika rezim Nazi berkuasa di Jerman. Sistem ini mengharuskan kehidupan ekonomi diatur dan direncanakan secara terpusat oleh negara, dengan menghilangkan kebebasan pasar dan kebebasan individual yang diperjuangkan sistem ekonomi pasar bebas atau sistem ekonomi liberal.


Bahayanya, tulis Hayek, adalah sistem ekonomi sosialis hanya akan menghasilkan Negara Budak, di mana segelintir orang (yang disebut para perencana ekonomi) atas nama negara mengendalikan, bahkan memperbudak, seluruh warganegara dengan memaksa mereka melakukan semua kehendak dan perencanaan terpusat ekonomi negara.


Untuk situasi Indonesia masa kini, ketika sedang berlangsung benturan ideologis antara pembela sosialisme yang anti-neoliberalisme dan pembela sistem ekonomi liberal (yang pernah disebut sebagai Mafia Berkeley), buku Hayek ini memberi sumbangan pemikiran yang tajam dan relevan.


Endorsements untuk buku ini:


"... Pandangan Hayek terhadap kebebasan dan kaitannya dengan sistem ekonomi dan sistem politik masih terus relevan dan perlu kita pelajari. Hayek tidak melihat sistem ekonomi, politik, hukum dan perilaku alamiah manusia sebagai kotak-kotak yang terpisah. Dia merangkai semua itu dalam sebuah pandangan yang menyeluruh dan mengaitkannya dengan satu hal yang menjadi titik tolak pemikirannya, yaitu kebebasan manyusia." (Rizal Mallarangeng, Direktur Eksekutif Freedom Institute).


"Buku ini telah menjadi sebuah karya klasik sejati: sebuah bacaan penting bagi setiap orang yang dengan serius tertarik pada politik dalam pengertian yang terluas dan paling kurang partisan" (Milton Friedman)


"Buku ini harus dibaca setiap orang. Tidak ada gunanya berkata bahwa ada sangat banyak orang yang tidak tertarik pada politik; isu politik yang didiskusikan Dr. Hayek melibatkan setiap anggota individual komunitas." (The Listener)


Keterangan di sampul belakang buku asli (tak muncul dalam buku terjemahan Indonesianya):


The Road to Serfdom
tetap merupakan salah satu karya klasik yang tiada taranya, yang mengungkapkan pemikiran intelektual abad keduapuluh. Lebih dari setengah abad, karya ini telah menginspirasi para politikus dan pemikir di seluruh dunia, dan telah menimbulkan suatu dampak penting dan menentukan pada sejarah politik dan kebudayaan kita. Dengan kebrilianan yang distingtif, Hayek dengan meyakinkan mengargumentasikan bahwa, sementara ideal-ideal sosialis bisa menarik dan menggoda, ideal-ideal ini tidak dapat diwujudkan kecuali melalui peranti-peranti yang sedikit orang dapat setujui. Melalui pembahasan atas ekonomi, fasisme, sejarah, sosialisme dan Holokaus, Hayek membongkar jebakan-jebakan ideologi sosialis. Dia menyingkapkan kepada dunia bahwa hanya sedikit dapat dihasilkan dari ide-ide semacam itu, kecuali penindasan dan tirani. Kini, setelah lebih dari lima puluh tahun, peringatan-peringatan Hayek sama validnya seperti ketika The Road to Serfdom pertama kali diterbitkan.