Wednesday, July 29, 2009

Injil Orang Ibrani

Sabda Yesus, “Tadi ibuku, yaitu roh kudus, membawaku dengan memegang sehelai rambutku dan menjinjing aku ke Tabor, gunung yang besar” (Injil Orang Ibrani 4a)

Sejumlah penulis Kristen yang hidup pada pertengahan abad ke-2 sampai awal abad ke-5 (yakni Klemen dari Aleksandria [abad ke-2 sampai abad ke-3]; Origenes [abad ke-3]; Cyrillus dari Yerusalem [abad ke-4]; Didimus [abad ke-4]; Epifanius [abad ke-4]; Eusebius [abad ke-4]; Hieronimus [abad ke-4 sampai abad ke-5]), dalam tulisan-tulisan mereka yang ditulis dalam bahasa Latin, menyebut adanya satu “Injil Ibrani” yang digunakan oleh orang-orang Kristen yang memandang diri mereka berakar dalam dan kuat pada Yudaisme. Para penulis Kristen ini mengacu kepada injil ini dan mengutip bagian-bagian daripadanya. Akan tetapi, kutipan-kutipan dari “Injil Ibrani” dalam tulisan-tulisan para penulis Kristen ini berisi perbedaan-perbedaan teologis yang sangat kentara dan ciri-ciri sastrawi yang beranekaragam. Hal ini membuat para ahli harus menyimpulkan bahwa kutipan-kutipan ini tidak berasal dari satu injil tunggal (yang bernama “Injil Ibrani”), melainkan dari lebih dari satu injil.
Setelah menganalisis semua kutipan yang ada dan mengumpulkan serta memadukan segala petunjuk dari semua sumber, para ahli tiba pada suatu konsensus bahwa ada tiga injil Yahudi-Kristen yang masing-masing memiliki kekhasan, yakni: 1) Injil Orang Ibrani (ditulis singkat I.Ibr) yang berakar pada tradisi hikmat Yahudi (atau condong ke arah gnostik) dan memiliki sedikit hubungan dengan injil-injil kanonik dalam Perjanjian Baru; 2) Injil Orang Ebion (ditulis singkat I.Ebi) yang berdasar pada injil-injil sinoptik (Markus, Matius, dan Lukas); dan 3) Injil Orang Nazorean (ditulis singkat I.Naz) yang sangat mirip dengan Injil Matius.

Isi lengkap dan struktur utuh dari 3 injil Yahudi-Kristen ini tidak kita ketahui; pengetahuan kita tentang ketiga injil ini sangat terbatas dan diperoleh hanya dari kutipan-kutipan yang diberi para penulis Kristen pada abad-abad pertama kekristenan dalam tulisan-tulisan mereka. Karena para penulis Kristen perdana ini kerap memusuhi pandangan yang mereka temukan dalam injil-injil Yahudi-Kristen ini, dan menggolongkannya sebagai pandangan bidah, kutipan-kutipan yang mereka ajukan dengan demikian juga tidak bisa langsung dan begitu saja kita percayai. Hal yang juga ikut mempersulit kita dalam memahami injil-injil Yahudi-Kristen ini adalah kenyataan bahwa kutipan-kutipan dari para penulis Kristen perdana ini seringkali sangat pendek dan tidak lengkap. Selain itu, seringkali sulit bagi kita untuk menentukan injil Yahudi-Kristen mana yang para penulis Kristen perdana ini sedang sebut dan kutip.

Bagaimanapun juga, meskipun pengetahuan kita tentang ketiga injil Yahudi-Kristen ini tidak utuh, tanpa adanya kutipan-kutipan dari para penulis Kristen perdana itu, kita akan sama sekali tidak mengetahui adanya tiga injil Yahudi-Kristen ini. Berikut ini masing-masing injil Yahudi-Kristen ini, dalam bentuk dan isinya yang tentu saja tidak utuh, akan diketengahkan dalam terjemahan Indonesia. Sebelumnya, sebuah pengantar untuk masing-masing injil ini juga akan diberikan.


Injil Orang Ibrani


Pengantar
Dari tiga injil Yahudi-Kristen, Injil Orang Ibrani (selanjutnya ditulis: I.Ibr) adalah injil yang paling banyak disebut dan dikutip, sedikitnya oleh lima penulis Kristen (yang berbahasa Latin); dan ada tiga orang penulis Kristen lagi yang menyebut injil ini tanpa mengutipnya. Meskipun ada naskah kutipan yang ditulis dalam bahasa Koptik, dan sebagian besar dalam bahasa Latin, tidak diragukan kalau teks asli I.Ibr ditulis dalam bahasa Yunani, bukan dalam bahasa Ibrani sebagaimana diklaim Hieronimus (abad ke-4 sampai abad ke-5). Dalam I.Ibr 4c, 9, Hieronimus mengklaim bahwa dia telah menerjemahkan injil ini dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani dan bahasa Latin. Tetapi kalau kita perhatikan bahwa kutipan yang diberi Origenes (abad ke-3) dalam bahasa Yunani pada I.Ibr 4a sama persis (bahkan sampai pada urutan kata-katanya) dengan kutipan yang diajukan Hieronimus (dalam I.Ibr 4c), kita harus meragukan klaim Hieronimus ini, dan hal ini mendorong kita untuk menyimpulkan bahwa I.Ibr aslinya ditulis dalam bahasa Yunani dan Hieronimus mengutipnya dari Origenes. Karena tampak bahwa I.Ibr mengenal injil-injil dalam Perjanjian Baru, dan karena injil ini sudah digunakan para penulis Kristen pada pertengahan abad ke-2, I.Ibr pastilah sudah ditulis pada awal abad ke-2 M. Kita tidak tahu persis di mana injil ini ditulis. Namun, kebanyakan kutipan injil ini dapat ditelusuri sampai kepada orang Kristen Yahudi yang hidup di Mesir; dan sejumlah ajaran dalam I.Ibr memiliki kesejajaran dengan ajaran yang dianut kekristenan Mesir. Jadi, mungkin sekali I.Ibr ditulis di Mesir.

Tidak mudah untuk menentukan apakah I.Ibr tergolong sebagai injil naratif (narrative gospel) yang memuat kisah-kisah tentang kehidupan Yesus atau sebagai injil yang hanya memuat ucapan-ucapan Yesus (sayings gospel). Tidak terlalu jelas apakah I.Ibr 1 adalah suatu kutipan dari I.Ibr asli, atau merupakan sebuah ikhtisar seluruh pelayanan Yesus yang dibuat oleh orang lain, dalam hal ini oleh Cyrillus dari Yerusalem (abad ke-4). Jika I.Ibr 1 adalah kutipan, ini adalah suatu petunjuk bahwa injil ini merupakan suatu injil naratif yang melaluinya si penulisnya mengetengahkan pandangan dan tafsiran teologisnya melalui narasi tentang kehidupan Yesus; jika halnya demikian, jenis (genre) I.Ibr lebih dekat dengan jenis Injil Yohanes ketimbang dengan jenis injil-injil sinoptik (Markus, Matius, Lukas). Dukungan tambahan terhadap kesimpulan ini didapat dari fakta bahwa dalam I.Ibr 4 Yesus digambarkan mengisahkan sendiri (dengan memakai kata ganti orang pertama tunggal “aku”) suatu peristiwa yang sudah terjadi pada dirinya (bahwa ibunya, yaitu roh kudus, membawanya ke Gunung Tabor [lihat gambar di kiri atas] dengan menjinjingnya pada sehelai rambutnya, barangkali untuk dia di gunung itu dicobai). Cara pengisahan seperti ini sejajar dengan cara pengisahan “wasiat terakhir” Yesus dalam Injil Yohanes 17 di mana Yesus mengungkapkan hubungan dan kesatuannya dengan Allah, sang Bapa, di dalam doanya dengan menyebut dirinya sebagai “aku”.

Struktur dan isi teologis menyeluruh I.Ibr tidak mungkin lagi dapat kita tentukan atau rekonstruksi. Berikut ini, dari teks yang kita miliki, gambaran ringkas mengenai apa yang menjadi isi teologi I.Ibr dapat disajikan.

I.Ibr 1 menuturkan pra-eksistensi Yesus, keberadaannya di kawasan adikodrati sebelum dia turun ke bumi sebagai (atau dalam rupa) manusia melalui rahim Maria yang menurut injil ini adalah pengejawantahan “suatu kekuatan besar di surga” (atau roh kudus) yang bernama (malaikat) Mikhael. Dengan demikian, bunda Yesus, yakni Bunda Maria, juga memiliki pra-eksistensi. Dalam I.Ibr 4, Mikhael/Maria disamakan dengan roh kudus. Dalam I.Ibr 4c, 4d dan 4e diterangkan bahwa roh kudus, sebagai bunda Yesus, bergender feminin karena injil ini memakai tatabahasa Ibrani yang menggolongkan roh [Ibrani: ruakh] ke dalam gender feminin. Tetapi sebenarnya ada alasan yang lebih dalam dari sekadar alasan gramatikal. Penulis I.Ibr sebetulnya menyamakan roh kudus dengan hikmat/kebijaksanaan (hokhmah) yang dalam pandangan Yahudi dilihat sebagai suatu personifikasi feminin dari salah satu sifat Allah yang dipercaya mendiami atau rehat dalam “jiwa-jiwa yang kudus” (I. Ibr 3; bdk. Sirakh 24:6-7; Kebijaksanaan Salomo 7:27b, “Dari angkatan yang satu ke angkatan yang lain kebijaksanaan beralih masuk ke dalam jiwa-jiwa yang suci, yang olehnya dijadikan sahabat Allah dan nabi.”)

I.Ibr 2-3 memuat tuturan tentang pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis. Meskipun Yesus awalnya berkeberatan terhadap ajakan bunda dan saudara-saudaranya untuk pergi kepada Yohanes Pembaptis untuk dibaptis olehnya, dia pada akhirnya membiarkan dirinya dibaptis. Berbeda dari tuturan dalam injil-injil sinoptik (Markus, Matius, dan Lukas), pada waktu Yesus dibaptis, dalam I.Ibr dia dipanggil sebagai “anak” bukan oleh Allah, tetapi oleh roh yang sebetulnya adalah ibunya (I.Ibr 3,4). Dalam Yakobus Apokrif 5:6, Yesus menyebut dirinya sendiri sebagai seorang “anak roh kudus”; dalam Injil Tomas 101 bisa jadi Yesus menunjuk kepada roh kudus sebagai ibunya ketika dia mengatakan, “Ibuku yang sejati memberi aku kehidupan.” Dalam I.Ibr Yesus bukan hanya dibimbing oleh roh kudus (seperti dituturkan Lukas 4:1b), tetapi dia sepenuhnya menyatu dengan roh kudus, seperti dikatakan dalam I.Ibr 3, bahwa “seluruh curahan roh kudus turun ke atasnya dan berdiam padanya” (bdk. Lukas 4:1a). Dengan demikian, I.Ibr mau menyatakan bahwa dalam seluruh kehidupannya, Yesus menyatu dengan ibunya yang adalah roh kudus.

Dalam I.Ibr 4 kita baca suatu tuturan yang unik, berbeda dari tuturan dalam injil-injil sinoptik, tentang pencobaan Yesus, namun dikisahkan dengan sangat pendek dan tidak lengkap. Sebagaimana sudah ditulis di atas, Yesus sendiri (dengan memakai kata ganti orang pertama tunggal “aku”) mengisahkan bahwa dirinya dibawa oleh ibunya, yakni roh kudus, ke Gunung Tabor, tampaknya untuk dicobai. Dalam Matius 6:8 dituturkan bahwa adalah Iblis yang membawa Yesus ke gunung yang sangat tinggi.

Dalam I.Ibr 5, Lewi disamakan dengan Matias, rasul yang dipilih setelah kematian Yesus untuk menggantikan Yudas Iskariot (Kisah Para Rasul 1:15-26). Pengidentifikasian ini sama sekali berbeda dari yang kita temukan dalam Matius 9:9; dalam bagian Injil Matius ini Lewi si pemungut cukai dari Markus 2:14 disamakan dengan Matius. Bisa jadi perbedaan pengidentifikasian ini timbul karena kata Yunani untuk nama Matius dan nama Matias hampir serupa (Matthaios dan Matthias). Kisah tentang Lewi ini mungkin ada pada bagian awal I.Ibr.

Perintah untuk jangan berhenti “mencari” sampai orang “menemukan”, sebab ketika dia menemukan, dia akan “terpana” dan ketika terpana dia akan “memerintah” dan ketika dia memerintah, dia akan “rehat” (atau mencapai “perhentian”), mengisi I.Ibr 6a dan 6b. Pesan semacam ini pada I.Ibr 6 diungkap paling lengkap dan paling penuh jika dibandingkan dengan ungkapan-ungkapan serupa yang ditemukan dalam teks-teks lain seperti Injil Tomas 2 (juga Papyrus Oxyrhynchus 654.8-9); Injil Tomas 50:3; 51:1; 60:6; 90; 92:1; 94; Matius 7:7-8; 11:28-29; Lukas 11:9-10; Injil Maria 4:7; Dialog Sang Penyelamat 11:5. Ungkapan-ungkapan semacam ini berasal dari tradisi hikmat Yahudi (lihat Sirakh 6:23-31; 51:26-27; Kebijaksanaan Salomo 6:20), dan dalam I.Ibr ungkapan-ungkapan ini dipakai untuk menggambarkan tahap-tahap pencapaian keselamatan akhir (= “rehat”), sekaligus untuk mendorong kaum mukmin untuk mengimitasi sifat-sifat hikmat surgawi dan dengan demikian ambil bagian dalam sifat-sifat ilahi hikmat sebagai suatu personifikasi Allah. Dalam Kebijaksanaan Salomo 6:20 ditulis, “Keinginan mendapatkan hikmat membuat orang dapat memerintah [atau: masuk ke dalam kerajaan].” Dan dalam Sirakh 6:27-28 dikatakan bahwa penyelidikan dan pencarian akan kebijaksanaan atau pengajaran akhirnya akan membuat orang “rehat” (juga Sirakh 51:27).

Jadi, bagi komunitas Yahudi-Kristen yang memakai I.Ibr keselamatan akan dicapai jika orang mengejar hikmat; atau bagi mereka keselamatan (“rehat”/
istrirahat”) adalah pencapaian dan penguasaan tertinggi dan terakhir atas hikmat ilahi, yang juga dipercaya orang Yahudi mengejawantah di dalam Taurat sebagai “pengajaran” dan “jalan yang lurus” (lihat Sirakh 51:13-30, khususnya ayat 15b dan ayat 19). Pengejaran dan pencarian keselamatan akhir ini (= penguasaan hikmat) tidaklah membosankan, melainkan terus-menerus akan, dari tahap ke tahap, membawa si pencari pada pengalaman-pengalaman “terpesona” atau “terpana”. Seperti bersambungan dengan I.Ibr 6, dalam I.Ibr 7 dan 8 Yesus menegaskan bahwa tanda dari orang yang sudah mencapai keselamatan, dan bergembira karenanya, adalah bahwa orang itu “mencintai” saudara dan saudarinya dan “tidak mendukakan roh” mereka. “Saudara-saudari” di sini mengacu pada sesama anggota komunitas (lihat juga I.Naz 5; Matius 18:21-22), yang di dalam I.Naz 6:4 mengacu kepada sesama orang Yahudi.

Dalam dokumen-dokumen Perjanjian Baru, saksi pertama kebangkitan Yesus adalah Maria Magdalena (Matius 28:1-10; Markus 16:9; Lukas 24:10; Yohanes 20:11-18) atau Rasul Petrus (1 Korintus 15:5; Yohanes 20:1-10). Tetapi, menurut I.Ibr 9 Yakobus Yang Adil, saudara pria Yesus (I.Ibr 9; Galatia 1:19; Markus 6:3; Yosefus, Antiquities 20.200), adalah saksi pertama kebangkitan Yesus (bdk. 1 Korintus 15:7).

Dalam tradisi Kristen, Yakobus saudara Yesus dikenang dan dicatat sebagai pemimpin atau soko guru utama komunitas Yahudi-Kristen perdana yang berdiri di Yerusalem (lihat Galatia 2:9; Kisah Para Rasul 15:13; 21:18; Injil Tomas 12) dan, dibandingkan dengan 2 pemimpin lainnya, yakni Petrus dan Yohanes, Yakobus adalah seorang penganut dan pengamal Taurat yang sangat ketat, yang dengan taat diikuti murid-muridnya atau anggota-anggota gerejanya (lihat Galatia 2:12). Dalam I.Ibr 9:2, Yakobus, dengan kurang lebih mengikuti sumpah Yesus (lihat Markus 14:25; Matius 26:29; Lukas 22:16-18), tampil bersumpah tidak akan makan roti sejak dia minum dari cawan Yesus sampai dia melihat Yesus, saudaranya, dibangkitkan dari antara orang mati.

Jelas, komunitas Yahudi-Kristen yang memakai I.Ibr memberi tempat penting dan utama pada Yakobus sebagai saudara Yesus. Hal ini mengindikasikan bahwa pemakai I.Ibr (yang ditulis pada awal abad ke-2) mempunyai hubungan historis dan teologis dengan Gereja Induk Yerusalem pra-tahun 70 yang dipimpin Yakobus, seorang penganut keras Taurat Yahudi. Seperti telah ditulis di atas, pencarian dan pengejaran hikmat dalam komunitas Yahudi-Kristen yang memakai I.Ibr identik dengan pemahaman, pendalaman dan pengamalan Taurat yang mereka pandang sebagai hikmat dan pengajaran.


Kutipan-kutipan Injil Orang Ibrani


1 [Naskah dalam bahasa Koptik; diparafrasiskan oleh Cyrillus dari Yerusalem (abad ke-4), Wacana tentang Maria sang Bunda Allah]
Di dalam Injil Orang Ibrani tertulis bahwa
1 ketika Kristus mau datang ke bumi, Sang Bapa yang Baik memanggil suatu kuasa besar di surga yang dinamakan Mikhael, dan memercayakan Kristus ke dalam pemeliharaannya. 2 Sang kuasa ini turun ke dalam dunia, dan dia dinamakan Maria, dan Kristus berada dalam rahimnya selama tujuh bulan. 3 Maria melahirkannya dan dia tumbuh dewasa [bdk. Lukas 2:52] dan dia memilih rasul-rasul yang berkhotbah tentangnya di segala tempat. 4 Dia menggenapkan waktu yang telah ditentukan, yang ditetapkan baginya. 5 Orang Yahudi iri hati terhadapnya dan mulai membencinya. Mereka mengubah adat-istiadat hukum mereka dan mereka bangkit melawan dirinya dan memasang sebuah perangkap dan menangkapnya. 6 Mereka menyerahkannya kepada gubernur [bdk. Matius 27:2], yang kemudian menyerahkannya kembali kepada mereka untuk disalibkan [bdk. Yohanes 19:6]. 7 Dan setelah mereka menggantungnya pada kayu salib, sang Bapa meninggikannya ke surga kepada diri-Nya sendiri [bdk. Filipi 2:8-9].

2 [Naskah dalam bahasa Latin; dikutip Hieronimus (abad ke-4-abad ke-5), Melawan Para Pengikut Pelagius 3]
Dalam Injil Orang Ibrani [bdk. I.Naz 2] … kisah berikut dituturkan:
1 Sang bunda Tuhan dan saudara-saudaranya berkata kepadanya, “Yohanes Pembaptis membaptis bagi pengampunan dosa. Marilah kita datang kepadanya dan dibaptis olehnya.” [bdk. Markus 1:4; Lukas 3:3]
2 Tetapi dia berkata kepada mereka, “Apakah aku telah berbuat dosa? Jadi mengapa aku harus pergi kepadanya dan dibaptis olehnya? Sekiranya aku tidak tahu apa yang sedang aku katakan.” [bdk. Matius 3:14; Ibrani 4:15]

3 [Naskah dalam bahasa Latin; dikutip oleh Hieronimus, Tafsiran atas Yesaya 4 (menafsirkan Yesaya 11:2)]
Dalam Injil Ibrani yang dibaca orang Nazorean, dikatakan [Bdk. Markus 1:9-11 dan par.; I.Ebi 4],
1 Roh kudus seluruhnya tercurah ke atas dirinya [bdk. Yesaya 11:2]. Sebab Tuhan adalah roh dan di mana ada roh, di situ ada kebebasan. [bdk. 2 Korintus 3:17]

Kemudian, dalam injil yang sama, kita temukan hal berikut:

2 Maka ketika Tuhan keluar dari air, seluruh curahan roh kudus turun ke atasnya dan berdiam padanya [bdk. Yesaya 11:2]. 3 Dikatakan kepadanya [oleh roh kudus], “Anak-Ku, Aku menanti-nantikan engkau dalam seluruh Nabi, menunggumu datang sehingga Aku dapat rehat di dalam dirimu [bdk. Kebijaksanaan Salomo 7:27; Sirakh 24:6-7; bdk. juga Kejadian 2:3]. 4 Sebab engkaulah rehat-Ku; engkau adalah Anak sulung yang Kulahirkan, yang memerintah selamanya.” [bdk. Mazmur 2:7; 132:14; Ibrani 1:6; Kolose 1:15; Lukas 1:33]

4a [Naskah dalam bahasa Yunani; dikutip dan dijelaskan oleh Origenes (abad ke-3), Tafsiran atas Yohanes 2] [bdk. Markus 1:12-13 dan par.; Yehezkiel 8:3]

Orang yang memercayai Injil Orang Ibrani, yang di dalamnya sang Penyelamat berkata,

“Tadi ibuku, yaitu roh kudus [bdk. I.Ibr 1:1-3; Yakobus Apokrif 5:6; Injil Tomas 101], membawaku dengan memegang sehelai rambutku dan menjinjing aku ke Tabor, gunung yang besar,” [bdk. Matius 4:8]

harus menghadapi masalah untuk menjelaskan bagaimana mungkin sang “bunda” Kristus adalah roh kudus yang menjadi ada melalui sang Firman. Tetapi hal ini tidak sulit untuk dijelaskan. Sebab jika “barangsiapa melakukan kehendak sang Bapa surgawi, dialah saudaranya dan saudarinya dan ibunya,” [bdk. Markus 3:35; Matius 12:50; Lukas 8:21; Injil Tomas 99:2; I.Ebi 5:3-4] dan jika nama “saudara dari Kristus” berlaku bukan hanya untuk manusia, tetapi juga untuk semua hakikat dari jenjang yang lebih ilahi, maka tidak ada sesuatu yang tidak masuk akal jika roh kudus adalah ibunya, ketika setiap orang yang melakukan kehendak sang Bapa surgawi disebut sebagai “ibu sang Kristus.”

4b [Naskah dalam bahasa Yunani; dikutip oleh Origenes, Khotbah Berdasarkan Yeremia 15]

Jika seseorang dapat menerima ini—“Tadi ibuku, yaitu roh kudus, membawaku dengan memegang sehelai rambutku dan menjinjing aku ke Tabor, gunung yang besar,” —orang itu dapat melihat bahwa dia (roh kudus) adalah ibunya.

4c [Naskah dalam bahasa Latin; dikutip dan dijelaskan oleh Hieronimus, Tafsiran atas Mikha 2 (menafsirkan Mikha 7:6)]

Barangsiapa telah membaca Kidung Agung akan mengerti bahwa firman Allah juga adalah mempelai pria bagi jiwa. Dan barangsiapa memercayai injil yang beredar dengan judul “Injil Orang Ibrani”, yang baru-baru ini kami terjemahkan (lihat I.Ibr 9), yang di dalamnya sang Penyelamat sendiri mengatakan,
“Tadi ibuku, yaitu roh kudus, membawaku dengan memegang sehelai rambutku,”
akan tidak ragu-ragu untuk mengatakan bahwa firman Allah keluar dari roh, dan bahwa jiwa, yang adalah mempelai perempuan bagi firman, memiliki roh kudus (yang dalam bahasa Ibrani memiliki gender feminin, RUA) sebagai seorang mertua.

4d [Naskah dalam bahasa Latin; dikutip dan dijelaskan oleh Hieronimus, Tafsiran atas Yesaya 11 (menafsirkan Yesaya 40:9)]

Dalam Injil Orang Ibrani yang dibaca orang Nazorean, dikatakan,
“Tadi ibuku, yaitu roh kudus, membawaku.”
Seorangpun tidaklah perlu merasa diserang oleh hal ini, sebab “roh” dalam bahasa Ibrani adalah feminin, sementara dalam bahasa kita (Latin) roh adalah maskulin dan dalam bahasa Yunani netral. Dalam keilahian, bagaimanapun juga, tidak ada gender.

4e [Naskah dalam bahasa Latin; dikutip dan dijelaskan oleh Hieronimus, Tafsiran atas Yehezkiel 4 (menafsirkan Yehezkiel 16:13)]

Dalam Kitab Hakim-hakim, kita baca “Deborah” yang berarti “lebah”. Nubuat-nubuatnya adalah madu termanis dan menunjuk pada roh kudus yang disebut dalam bahasa Ibrani dalam bentuk suatu kata benda feminin. Dalam Injil Orang Ibrani yang dibaca orang Nasrani, sang Penyelamat menyatakan hal ini dengan mengatakan,
“Tadi ibuku, yaitu roh kudus, dengan cepat membawaku.”

5 [Naskah dalam bahasa Yunani; dilaporkan oleh Didimus (abad ke-4), Tafsiran atas Mazmur 184 (menafsirkan Mazmur 33)]

Tomas juga disebut Didimus [bdk. Yohanes 11:16; 20:24; 21:2; prolog Injil Tomas dan Injil Tomas 32.11; Kitab Tomas Si Petarung 138.2,4)], dan ada banyak orang lain yang memiliki dua nama. Kitab Suci tampaknya memanggil Matius “Lewi” dalam Injil Lukas [?; bdk. Matius 9:9; Markus 2:14], tetapi keduanya bukanlah orang yang sama. Melainkan, Matias, yang menggantikan Yudas [lihat Kisah Para Rasul 1:15-26], dan Lewi adalah orang yang sama dengan suatu nama ganda. Ini kelihatan dalam Injil Orang Ibrani.

6a [Naskah dalam bahasa Yunani; dikutip oleh Klemen dari Alexandria (abad ke-2 sampai abad ke-3), Hal-hal Lain 2] [lihat Injil Tomas 2 (juga Papyrus Oxyrhynchus 654.8-9); Injil Tomas 50:3; 51:1; 60:6; 90; 92:1; 94; Matius 7:7-8; 11:28-29; Lukas 11:9-10; Injil Maria 4:7; Dialog Sang Penyelamat 11:5; Sirakh 6:23-31; 51:26-27; Kebijaksanaan Salomo 6:20]

Dalam Injil Orang Ibrani ada tertulis,
“Barangsiapa terpana, akan memerintah, dan barangsiapa memerintah akan rehat.”

6b [Naskah dalam bahasa Yunani; dikutip oleh Klemen dari Alexandria, Hal-hal Lain 5]

“Barangsiapa mencari, haruslah tidak berhenti mencari sampai mereka menemukan; pada waktu mereka menemukan, mereka akan terpana. Ketika mereka terpana, mereka akan memerintah, dan ketika mereka memerintah, mereka akan rehat.”

7 [Naskah dalam bahasa Latin; dikutip oleh Hieronimus (abad ke-4 sampai abad ke-5), Tafsiran atas Efesus 3 (menafsirkan Efesus 5:4)]

Kita dapat membaca dalam Injil Orang Ibrani bahwa Tuhan, ketika berbicara kepada murid-muridnya, mengatakan,
“Janganlah pernah bergembira kecuali ketika kalian memandang saudara dan saudari kalian dengan cinta.” [Matius 18:21-22; I.Naz 5; bdk. I.Naz 6:4]

8 [Naskah dalam bahasa Latin; dikutip oleh Hieronimus, Tafsiran atas Yehezkiel 6 (menafsirkan Yehezkiel 18:7)]

Injil Orang Ibrani yang biasa dibaca orang Nazorean mendaftarkan hal berikut di antara tindak kejahatan yang paling serius:
Mereka yang telah mendukakan roh saudara atau saudari mereka.

9 [Naskah dalam bahasa Latin; dikutip oleh Hieronimus, Mengenai Orang Termashyur 2]

Aku baru-baru ini menerjemahkan ke dalam bahasa Yunani dan bahasa Latin injil yang dinamakan “Injil Orang Ibrani” (lihat I.Ibr 4c), injil yang Origenes (abad ke-3) juga sering gunakan. Setelah kebangkitan sang Penyelamat, injil ini mengatakan,
1 Tuhan, setelah dia menyerahkan pakaian linan kepada hamba sang imam [bdk. Injil Petrus 8:1-4], pergi kepada Yakobus dan menampakkan diri kepadanya [bdk. 1 Korintus 15:7; Injil Tomas 12]. 2 (Adapun Yakobus telah bersumpah untuk tidak makan roti sejak dia minum dari cawan Tuhan sampai dia melihatnya dibangkitkan dari antara orang yang tidur [bdk. dengan kaul/sumpah Yesus dalam Markus 14:25; Matius 26:29; Lukas 22:16-18]). 3 Tidak lama setelah itu, Tuhan berkata, “Ambillah sebuah meja dan beberapa roti.” 4 Dan setelah ini langsung ditambahkan: Dia mengambil roti, memberkatinya, memecahnya [bdk. Markus 14:22 dan par.; 1 Korintus 11:23-24], dan memberikannya kepada Yakobus Yang Adil [Injil Tomas 12] dan berkata kepadanya, “Saudaraku, makanlah rotimu, sebab Anak Adam telah dibangkitkan dari antara orang yang tidur.”