Tuesday, November 4, 2008

Injil Filipus

Injil Filipus/The Gospel of Philip
(NHC II, 3)


Dalam tradisi-tradisi Kristen belakangan, Rasul Filipus dipercaya memberitakan Injil Yesus Kristus sampai ke Yunani, Syria dan Phrygia. Wafat tahun 80 M. Sumber gambar: Wikipedia.org



N.B. Dalam kasih karunia Tuhan, terjemahan Indonesia teks Injil Filipus sudah berhasil diusahakan oleh Ioanes Rakhmat. Introduksinya juga disusunnya. Semoga bermanfaat untuk studi teks-teks Kristen ekstrakanonik.

Diperiksa kembali dan ilustrasi ditambahkan 14 Agustus 2021.


Introduksi

Injil Filipus adalah buku ke-2, traktat ke-3, dari keseluruhan 13 buku yang mencakup 52 traktat dalam kepustakaan gnostik Nag Hammadi (ditemukan 1945) [dus, ditulis NHC II, 3 (Nag Hammadi Codex II, 3)].

Teks Koptik yang ada sekarang ini, yang berasal dari abad ke-4 M, mungkin sekali adalah terjemahan dari teks berbahasa Yunani yang ditulis pada paruhan kedua abad 3 M (Wesley W. Isenberg, “The Gospel of Philip”, dalam James M. Robinson, ed., The Nag Hammadi Library in English, revised edition [San Francisco: Harper & Row, 1990] 141 [139-160]).

Penomoran Injil Filipus dalam teks terjemahan Indonesia ini mengikuti pengelompokan tematis yang dibuat Marvin Meyer atas seluruh teks Injil Filipus (lihat Marvin Meyer, The Gnostic Gospels of Jesus: The Definitive Collection of Mystical Gospels and Secret Books about Jesus of Nazareth [San Francisco: HarperSanFrancisco, 2005] 45-87).

Dinamakan Injil “Filipus” bisa jadi karena Rasul Filipus adalah satu-satunya nama rasul yang disebut dalam injil ini (lihat Injil Filipus 80). Meskipun penulisnya di bagian akhir karyanya menyatakan karyanya ini adalah injil (“Injil menurut Filipus”), namun, seperti injil-injil gnostik lainnya, bentuknya berbeda dari injil-injil Perjanjian Baru. 

Tidak seperti para penulis injil-injil PB, penulis Injil Filipus tidak memakai kerangka naratif dalam menyusun komposisi injilnya ini. Ada banyak tema lepas-lepas yang diajukan injil ini, meskipun dapat dijumpai beberapa tema yang mungkin tanpa direncanakan muncul berulang dalam injil ini, misalnya, arti nama Yesus (Injil Filipus 18, 41, 44); keharusan untuk mengalami kebangkitan sebelum seseorang mati (Injil Filipus 20, 22, 56, 80); menyalakan terang supaya luput dari kuasa-kuasa spiritual (arkón) yang bermusuhan (Injil Filipus 70, 91, 86).

Fokus utama pemberitaan Injil Filipus bukan Yesus, tetapi aneka ragam pandangan Kristen gnostik yang dipertahankan mazhab Valentinianisme (abad 2 M). 



Valentinus (100-c. 160 M), pendiri mazhab Kristen gnostik Valentinianisme. Dia mula-mula mengajar di Alexandria, Mesir, kemudian pindah ke Roma (tahun 136 M). Sumber gambar: uoregon.edu


Seperti dikatakan Meyer, tema besar Injil Filipus adalah kodrat sakramen-sakramen yang berjumlah lima (baptisan, krisme, ekaristi, penebusan, dan kamar mempelai [Injil Filipus 61]), khususnya kodrat sakramen kamar mempelai sebagai sakramen teragung (Marvin Meyer, Gnostic Gospels of Jesus, 45; idem, The Gospels of Mary: The Secret Tradition of Mary Magdalene the Companion of Jesus [San Francisco: HarperSanFrancisco, 2004] 37 [36-53]). 

Seperti pesan dalam Injil Thomas, dalam Injil Filipus dikatakan juga bahwa kematian manusia terjadi karena kodrat androginik Adam (sebagai makhluk maskulin sekaligus feminin) telah ditiadakan ketika Hawa diciptakan dari diri Adam sehingga tercipta dua gender (Injil Filipus 64); dan Kristus datang untuk memanunggalkan kembali kedua gender ini supaya manusia tidak mengalami kematian lagi (Injil Filipus 71). Reunion ini berlangsung dalam kamar mempelai sakramental (Injil Filipus 71) di mana seseorang mendapat kepastian akan memperoleh pasangan sorgawinya (bdk. Injil Filipus 25). 

Ditekankan juga dalam injil ini, bahwa sebagaimana Yesus adalah manusia sempurna (Injil Filipus 12, 100), orang yang menjadi pengikut-Nya juga harus menjadi manusia sempurna, menjadi Kristus (Injil Filipus 28, 39, 60, 87, 91).

Meskipun Yesus tidak menjadi perhatian utama, dalam Injil Filipus ada tujuh belas ucapan Yesus, dengan sembilan di antaranya adalah kutipan dan tafsiran atas ucapan-ucapan Yesus yang sudah terdapat dalam injil-injil PB (Injil Filipus 16, 22, 62, 65, 79, 93, 105, 107, 110); sisanya ucapan-ucapan baru (Injil Filipus 17, 25, 31, 48, 49, 50, 62, 85) yang pendek-pendek, enigmatis dan sukar dipahami, dan karenanya paling baik jika ditafsir dari sudut pandang gnostik. 

Ada sedikit kisah tentang Yesus dalam injil ini: Ketika Yesus berada di gunung bersama murid-murid-Nya dalam suatu epifani, Dia kelihatan besar di mata murid-murid-Nya (Injil Filipus 24). Yesus memiliki tiga perempuan yang selalu bersama-Nya yang ketiganya bernama Maria (Injil Filipus 29); namun yang terdekat dengan-Nya sebagai kekasih-Nya atau istri-Nya (koinōnos atau hōtre) adalah Maria Magdalena (bdk. Injil Maria Magdalena 6.1; 10.10) yang sering dicium-Nya pada mulutnya (Injil Filipus 49) sebagai tindakan ritual untuk menyatukan nafas-Nya dengan nafas Maria Magdalena atau sebagai langkah awal untuk masuk ke hubungan seksual yang normal (lihat Jean-Yves Leloup, The Gospel of Philip: Jesus, Mary Magdalene, and the Gnosis of Sacred Union [Rochester, Vermont: Inner Tradition, 2004] 28-29). 

Di rumah Lewi si tukang celup, Yesus memasukkan tujuh puluh dua pakaian berwarna-warni ke dalam satu tong celup, dan ketika diangkat semuanya berubah menjadi putih (Injil Filipus 48). 

Seperti dikisahkan Rasul Filipus (Injil Filipus 81), Yusuf, si tukang kayu, adalah pembuat salib dari batang pohon yang ditanamnya sendiri yang kemudian dipakai untuk menyalibkan Yesus, anaknya sendiri.

Akhirnya, bagi penulis Injil Filipus, seluruh injilnya ini dimaksudkan supaya orang mengenal kebenaran dan mengenal diri sendiri. Tulisnya, “Barangsiapa mengenal kebenaran, dia merdeka, dan seorang yang merdeka tidak berbuat dosa” (Injil Filipus 94); “Semua orang yang memiliki segala sesuatu harus mengenal diri mereka sendiri” (Injil Filipus 90); dan “Kebenaran adalah sang bunda, pengetahuan adalah sang ayah” (Injil Filipus 94).

Teks Injil Filipus

(1) Seorang Ibrani menghasilkan seorang Ibrani, dan orang yang menjadi orang Ibrani ini dinamakan seorang petobat. Seorang petobat tidak menghasilkan seorang petobat. Beberapa orang tetap sebagaimana mereka ada sekarang dan membuat orang-orang lain seperti mereka, sementara orang-orang lainnya tidak berbuat apa-apa sehingga tidak menghasilkan.

(2) Seorang budak berusaha hanya untuk bebas dan tidak mencari tanah tuannya. Sebab seorang anak tidak cukup hanya menjadi seorang anak, tetapi seorang anak mengklaim warisan sang ayah.

Pewaris bagi orang yang sudah mati menemui kematian, dan apa yang mereka warisi mati adanya. Para pewaris orang yang hidup mendapatkan dirinya hidup, dan mereka mewarisi baik sesuatu yang hidup maupun sesuatu yang sudah mati. Orang yang sudah mati tidak mewarisi apapun, sebab bagaimana bisa seorang yang sudah mati menerima warisan? Jika seorang mati mewarisi seorang yang hidup, seorang yang hidup itu tidak akan mati dan orang yang sudah mati akan kembali hidup.

(3) Seorang bukan-Yahudi tidak mati, dan tidak pernah hidup sehingga harus mati. Orang yang mempercayai kebenaran tetap hidup, tapi orang ini berisiko mati hanya lantaran dia hidup.

Karena Kristus datang, dunia ini telah diciptakan, kota-kota telah diperindah, dan orang mati telah dikuburkan.

Ketika kita orang Ibrani, kita yatim-piatu, hanya hidup dengan seorang bunda, tapi ketika kita menjadi Kristen kita memiliki seorang ayah dan seorang bunda.

(4) Barangsiapa menabur pada musim dingin, akan menuai pada musim panas. Musim dingin adalah dunia ini, musim panas adalah dunia lain yang kekal. Marilah kita menabur di dalam dunia ini supaya menuai di musim panas. Dan karena alasan inilah kita harus tidak berdoa di musim dingin.

Dari musim dingin muncul musim panas. Jika seorang menabur di musim dingin, orang itu tidak akan sungguh-sungguh menuai tapi akan mencabut tanaman yang masih muda, dan dengan demikian tidak akan menghasilkan panen. Lahan garapan orang itu tandus bukan hanya sekarang tapi juga pada hari Sabat.

(5) Kristus datang untuk membeli beberapa orang, untuk menyelamatkan beberapa orang, untuk menebus beberapa orang. Dia membeli orang-orang asing dan menjadikan mereka milik-Nya sendiri, dan Dia membeli kembali milik-Nya sendiri yang Dia telah letakkan, berdasarkan kemauan-Nya sendiri, sebagai suatu simpanan. Bukan hanya ketika Dia menampakkan diri, Dia, dari kemauan-Nya sendiri, meletakkan jiwa-Nya sebagai suatu simpanan, tapi sejak permulaan dunia ini Dia telah meletakkan jiwa-Nya, pada waktu yang tepat, menurut kemauan-Nya sendiri. Kemudian Dia datang untuk mengambilnya kembali, sebab jiwa-Nya ini telah Dia letakkan sebagai suatu simpanan. Jiwa-Nya ini telah jatuh ke tangan para perampok dan telah dicuri, tapi Dia telah menyelamatkannya. Dan Dia menebus orang yang baik dalam dunia ini, dan juga orang yang jahat.

(6) Terang dan gelap, hidup dan mati, dan kiri dan kanan satu sama lain adalah saudara-saudara kandung, dan tidak dapat dipisahkan. Karena itulah, kebaikan bukanlah kebaikan, keburukan tidaklah buruk, kehidupan tidaklah hidup, kematian bukanlah kematian. Masing-masing akan sirna ke dalam kodratnya yang asli, tapi apa yang mengungguli dunia ini tidak dapat sirna, sebab kekal adanya.

(7) Nama-nama dari segala sesuatu yang duniawi sesungguhnya memperdaya, sebab nama-nama itu memalingkan hati dari apa yang real ke apa yang tidak real. Barangsiapa mendengar kata allah berpikir bukan tentang apa yang real, melainkan apa yang tidak real. 

Demikian juga ketika orang menyebut kata-kata Bapa, Anak, Roh kuduskehidupankebangkitangereja, dan semua lainnya, orang tidak memikirkan apa yang real, melainkan apa yang tidak real, meskipun kata-kata itu menunjuk pada apa yang real. Kata-kata yang didengar manusia adalah kepunyaan dunia ini. 

Janganlah terkelabuhi. Jika kata-kata adalah milik dunia yang kekal, kata-kata itu tidak akan pernah dapat dilafalkan dalam dunia ini, juga tidak menggambarkan hal-hal yang terdapat dalam dunia ini. Kata-kata itu merujuk pada apa yang ada dalam kawasan yang kekal.

(8) Hanya satu nama yang tidak dilafalkan dalam dunia ini: nama yang sang Bapa telah beri kepada sang Anak. Nama ini adalah nama di atas segalanya; ini adalah nama sang Bapa. Sebab sang Anak tidak menjadi Bapa jika Dia tidak mengenakan nama sang Bapa. Orang-orang yang memiliki nama ini memahami nama ini, tapi tidak mengucapkan nama ini. Orang-orang yang tidak memiliki nama ini bahkan tidak dapat memahaminya.

(9) Kebenaran menghasilkan nama-nama dalam dunia ini untuk kita, dan tidak seorang pun dapat mengacu kepada kebenaran tanpa nama-nama. Demi kepentingan kita, kebenaran itu satu dan banyak, untuk mengajar kita tentang yang satu, dalam kasih, melalui yang banyak.

(10) Para penguasa [arkón] ingin mengelabuhi manusia, sebab mereka melihat bahwa manusia memiliki hubungan kekerabatan dengan apa yang sesungguhnya baik. Mereka mengambil nama-nama dari sang kebaikan dan memberikan nama-nama itu kepada apa yang tidak baik, untuk membodohi orang dengan nama-nama dan menghubungkan nama-nama itu dengan apa yang tidak baik. Menurut pikiran mereka, sepertinya mereka berbaik hati kepada manusia, ketika mereka mengambil nama-nama dari apa yang tidak baik dan memberikan nama-nama itu kepada yang baik. Sebab mereka ingin mengambil manusia merdeka dan memperbudak mereka selamanya.

(11) Memang ada kekuatan-kekuatan [arkón] yang ingin bermurah hati kepada manusia. Mereka tidak ingin manusia tiba pada keselamatan, melainkan mereka ingin kehidupan manusia terus berlanjut. Sebab jika orang datang kepada keselamatan, kurban akan berakhir . . . dan hewan tidak akan dipersembahkan kepada kekuatan-kekuatan itu. Sebetulnya, kekuatan-kekuatan itu, yang kepada mereka dipersembahkan kurban-kurban, adalah hewan-hewan. Hewan-hewan dikurbankan hidup-hidup, dan setelah dipersembahkan mereka mati. Tapi seorang manusia dipersembahkan kepada Allah dalam keadaan mati, dan manusia itu menjadi hidup.

(12) Sebelum Kristus datang, tidak ada roti dalam dunia ini; sama seperti Taman Eden, di mana Adam hidup, memiliki banyak pohon untuk menjadi makanan hewan-hewan tapi tidak memiliki gandum untuk makanan manusia, dan orang makan seperti hewan-hewan. Tapi ketika Kristus, sang manusia sempurna, datang, Dia membawa roti dari sorga, sehingga manusia dapat diberi makan makanan manusia.

(13) Para penguasa [arkón] beranggapan bahwa mereka telah melakukan sesuatu sebagaimana seharusnya dengan kekuatan dan kehendak mereka sendiri, tapi Roh Kudus, menurut kemauan Roh sendiri, dengan diam-diam mengerjakan semuanya melalui mereka.

(14) Kebenaran, yang telah ada sejak semula, ditabur di segala tempat, dan banyak orang melihatnya tengah ditabur, tapi sedikit yang melihatnya tengah dituai.

(15) Beberapa orang berkata, Maria mengandung oleh Roh Kudus. Mereka salah dan tidak memahami apa yang mereka katakan. Kapankah seorang perempuan pernah dibuat mengandung oleh seorang perempuan?

Maria adalah seorang perawan yang tidak dinodai oleh satu pun dari antara para penguasa [arkón] itu. Namun, bagi orang Ibrani, yang adalah rasul-rasul dan pribadi-pribadi rasuli, Maria sangat menjijikkan. Perawan yang tidak dinodai oleh satu pun dari antara penguasa ini berharap bahwa para penguasa itu akan menodai diri mereka sendiri.

(16) Sang Guru tidak akan berkata, “Bapa-Ku yang ada di dalam kerajaan sorga,” jika Dia tidak memiliki seorang bapa lain. Dia hanya akan berkata, “Bapa-Ku.”

(17) Sang Guru berkata kepada murid-murid-Nya, “Ambilah sesuatu dari setiap rumah dan bawalah itu ke rumah sang Bapa, tapi janganlah mencuri dan mengambil sesuatu sementara berada di rumah sang Bapa.”

(18) Yesus adalah sebuah nama yang tersembunyi, Kristus adalah sebuah nama yang disingkapkan. Nama Yesus tidak terdapat dalam bahasa lain apa pun, tapi Dia dipanggil dengan nama Yesus. Kata untuk Kristus dalam bahasa Syria adalah messias dan dalam bahasa Yunani khristos, dan demikian juga semua orang lain memiliki sebuah kata untuk Kristus dalam bahasa mereka sendiri. Nazarene adalah bentuk yang disingkap dari nama yang tersembunyi itu.

(19) Kristus memiliki segala sesuatu di dalam diri-Nya sendiri, entah itu adalah seorang manusia, atau seorang malaikat atau suatu misteri, dan sang Bapa.

(20) Orang-orang yang berkata bahwa sang Guru pertama-tama mati dulu lalu bangkit, sesungguhnya keliru, sebab Dia pertama-tama bangkit dulu baru mati. Jika seseorang tidak pertama-tama dibangkitkan dulu, bukankah orang itu tidak akan mati? Sebagaimana Allah hidup, maka yang satu itu akan mati.

(21) Tidak seorang pun akan menyembunyikan sesuatu yang berharga dan mulia di dalam suatu tempat yang berharga, tapi barang yang tidak ternilai harganya biasanya akan disimpan dalam suatu tempat penyimpanan yang berharga hanya satu sen. Demikianlah halnya dengan jiwa. Jiwa adalah sesuatu yang berharga dan mulia, dan jiwa ini berada di dalam suatu tubuh yang tidak berharga.

(22) Beberapa orang khawatir bahwa mereka akan bangkit dari kematian dalam keadaan telanjang; maka mereka pun ingin bangkit dalam daging. Mereka tidak tahu bahwa mereka yang memakai daginglah yang sebenarnya telanjang. Orang yang dapat melepaskan raganya tidaklah telanjang.

“Daging dan darah tidak akan mewarisi kerajaan Allah.” Daging yang manakah yang tidak akan mewarisi? Ini adalah apa yang sedang kita pakai. Dan daging yang manakah yang akan mewarisi? Ini adalah daging dan darah Yesus.

Karena itulah Dia berkata, “Barangsiapa tidak memakan daging-Ku dan meminum darah-Ku, dia tidak memiliki hidup dalam dirinya.” Apa maksud ucapan ini? Dagingnya adalah sang Firman dan darahnya adalah Roh Kudus. Barangsiapa telah menerima daging dan darah ini, dia memiliki makanan, minuman, dan pakaian.

Dan aku juga tidak sependapat dengan orang lainnya yang mengatakan bahwa daging tidak akan bangkit. Kedua pandangan ini salah. Engkau mengatakan bahwa daging tidak akan bangkit? Maka katakanlah kepadaku apa yang akan bangkit, supaya kami dapat menghormati engkau. Kamu mengatakan bahwa yang akan bangkit adalah roh yang berada dalam daging, dan juga sang terang yang ada dalam daging? Tapi apa yang ada dalam daging adalah sang Firman, dan apa yang engkau sedang bicarakan tidaklah lain daripada daging. Segala sesuatu yang ada dalam daging jenis ini perlu bangkit, sebab segala sesuatu ada di dalamnya.

Dalam dunia ini mereka yang mengenakan pakaian lebih tinggi kedudukannya dari pakaian-pakaian itu. Dalam kerajaan sorga, pakaian-pakaian itu lebih tinggi kedudukannya dari orang-orang yang mengenakannya.

(23) Seluruh dunia ini dimurnikan oleh air dan api, yang kasat mata oleh yang kasat mata, yang tersembunyi oleh yang tersembunyi. Beberapa hal dibuat tersembunyi oleh yang kasat mata. Ada air di dalam air; ada api di dalam minyak pengurapan.

(24) Yesus mengelabuhi setiap orang, sebab Dia tidak tampak sebagaimana adanya, tapi Dia tampil supaya Dia dapat dilihat. Dia tampak kepada setiap orang. Kepada orang besar Dia tampak sebagai seorang besar; kepada orang kecil Dia tampak sebagai seorang kecil, kepada malaikat-malaikat Dia tampak sebagai seorang malaikat dan kepada manusia Dia tampak sebagai seorang manusia. Karena itulah firman-Nya tersembunyi dari setiap orang. Beberapa orang memandang kepada-Nya dan mengira bahwa mereka melihat diri mereka sendiri. Tapi ketika Dia muncul di hadapan murid-murid-Nya dalam kemuliaan-Nya di gunung, Dia tidak kecil. Dia menjadi besar. Atau, dia membuat murid-murid-Nya besar, sehingga mereka dapat melihat-Nya dalam kebesaran-Nya.

(25) Dia berkata pada hari itu dalam doa syukur,

Engkau yang telah menyatukan terang yang sempurna dengan Roh Kudus,
satukanlah juga para malaikat dengan kami, sebagai gambar-gambar.

(26) Jangan merendahkan Anak Domba, sebab tanpa-Nya tidak seorang pun dapat melihat sang Raja.

(27) Sementara telanjang, tidak seorang pun dapat menjumpai sang Raja.

(28) Manusia sorgawi memiliki lebih banyak anak ketimbang manusia duniawi. Jika anak-anak Adam berlimpah-ruah tapi menemui kematian, betapa lebih banyak lagi anak-anak sang manusia sempurna, yang tidak mati tetapi terus-menerus sedang dilahirkan.

Seorang ayah menghasilkan anak-anak tetapi seorang anak tidak dapat menghasilkan anak-anak. Orang yang baru saja dilahirkan tidak dapat menjadi orangtua. Melainkan, seorang anak mendapat saudara laki-laki atau saudara perempuan, bukan anak-anak.

Semua orang yang dilahirkan dalam dunia dilahirkan dari kodrat, dan orang-orang lainnya dipelihara dan diberi makan dari tempat di mana mereka dilahirkan. Orang diberi makan dari janji tempat sorgawi. Jika mereka berasal... dari mulut, dari mana kata muncul, mereka akan diberi makan dari mulut dan akan menjadi sempurna.

Manusia sempurna mengandung dan melahirkan anak melalui sebuah ciuman. Itulah sebabnya kita juga saling mencium. Kita mengandung dari kasih karunia yang ada dalam diri kita masing-masing.

(29) Ada tiga perempuan yang selalu berjalan bersama sang Guru: Maria ibu-Nya, Maria saudara perempuan-Nya, dan Maria Magdalena, yang juga disebut sahabatnya (atau kekasihnya). Sebab “Maria” adalah nama saudara perempuan-Nya, ibu-Nya, dan kekasih-Nya.

(30) Bapa dan Anak adalah nama-nama yang bersahaja, Roh Kudus adalah suatu nama ganda. Mereka ada di segala tempat, di atas dan di bawah, dalam tempat yang tersembunyi dan dalam tempat yang kelihatan. Roh Kudus berada di tempat yang kasat mata, lalu berada di bawah; dan Roh Kudus berada di tempat tersembunyi, lalu berada di atas.

(31) Kekuatan-kekuatan jahat melayani orang-orang kudus, sebab mereka, kekuatan-kekuatan itu, telah dibutakan oleh Roh Kudus sehingga mereka mengira bahwa mereka sedang membantu umat mereka sendiri ketika mereka sebetulnya sedang melayani orang-orang kudus.

Maka seorang murid pernah meminta sesuatu dari dunia ini kepada sang Guru, dan Dia berkata, “Mintalah kepada ibumu, maka dia akan memberi engkau sesuatu yang berasal dari suatu kawasan lain.”

(32) Rasul-rasul berkata kepada para murid, “Semoga semua persembahan kami dilengkapi dengan garam.” Sebab mereka memberi nama garam kepada hikmat. Tanpa garam, sebuah persembahan tidak akan dapat diterima. Hikmat mandul, tanpa anak, sehingga dia disebut pilar sang garam. Pada wakti... Roh Kudus..., dan dia (feminin) memiliki banyak anak.

(33) Apa yang dimiliki sang ayah menjadi kepunyaan anaknya. Selama sang anak masih muda, anak ini tidak akan memiliki apa yang menjadi kepunyaannya. Ketika sang anak sudah dewasa, sang ayah akan memberikan semua miliknya.

(34) Orang-orang yang telah tersesat, yang menjadi keturunan Roh, tersesat juga lantaran sang Roh ini. Demikianlah, dari satu Roh api menyala menjilat-jilat dan api ini dipadamkan.

(35) Ada Ekhamot dan ada juga Ekhmot. Ekhamot sebetulnya adalah hikmat, tapi Ekhmot adalah hikmat kematian—maksudnya, hikmat yang mengetahui kematian, yang disebut hikmat kecil.

(36) Beberapa binatang termasuk jinak, seperti sapi jantan, keledai, dan sebagainya, sementara binatang lainnya liar dan buas dan berkelakuan sembarangan dan tak terkendali. Orang membajak tanah dengan hewan yang jinak, dan sebagai hasilnya dia terpelihara, bersama dengan binatang-binatang, entah jinak atau pun liar.

Demikian juga sang manusia sempurna membajak dengan kekuatan-kekuatan yang jinak dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk dihasilkan. Maka semua tempat menjadi stabil, baik dan jahat, kanan dan kiri. Roh kudus memelihara segala sesuatu dan berkuasa atas semua kekuatan, baik yang jinak mau pun yang liar dan menjadi buas. Sebab Roh sudah berketetapan untuk mengumpulkan mereka, sehingga mereka tidak dapat melarikan diri kendatipun mereka menginginkannya.

(37) Dia yang diciptakan itu agung dan terhormat, dan engkau berharap anak-anaknya juga agung dan terhormat. Jika dia tidak diciptakan tetapi dikandung, engkau berharap keturunannya juga agung dan terhormat. Tapi sebetulnya dia diciptakan, lalu dia melahirkan keturunannya.

Betapa terhormatnya ini! Pertama datang perzinahan, lalu pembunuhan. Yang satu ini dilahirkan dari zinah, sebab dia adalah anak sang ular. Dia menjadi seorang pembunuh, seperti ayahnya, dan dia membunuh saudaranya. Setiap persetubuhan seksual di antara orang-orang yang satu sama lain tidak serupa adalah perzinahan.

(38) Allah adalah seorang tukang celup. Sama seperti bahan celupan yang baik, yang dikatakan sebagai bahan celupan murni, lenyap ke dalam apa yang dicelup di dalamnya, begitu juga orang yang dicelup Allah menjadi tidak bisa mati melalui warna-warninya, sebab bahan celupannya tidak dapat mati. Dan Allah mencelupkan orang-orang yang harus dicelup ke dalam air.

(39) Orang tidak dapat melihat hal apapun sebenar-benarnya tanpa dia menjadi sama dengannya. Tidaklah demikian halnya dengan orang yang ada dalam dunia ini, yang melihat Matahari tanpa menjadi Matahari dan melihat angkasa dan Bumi dan segala sesuatu lainnya tanpa menjadi semuanya ini.

Tetapi, di dalam kawasan kebenaran,
engkau telah melihat segalanya di sana dan telah menjadi segalanya itu,
engkau telah melihat Roh dan telah menjadi Roh,
engkau telah melihat Kristus dan telah menjadi Kristus,
engkau telah melihat sang Bapa, dan akan menjadi Bapa.

Di sini, dalam dunia ini, engkau melihat segala sesuatu tapi tidak melihat dirimu sendiri, tapi di sana, di kawasan itu, engkau melihat dirimu sendiri, dan engkau akan menjadi apa yang engkau lihat.

(40) Iman menerima, kasih memberi. Tidak seorang pun dapat menerima jika dia tidak beriman, dan tidak seorang pun dapat memberi jika tidak memiliki kasih. Jadi, supaya menerima kita harus memiliki iman, dan untuk memberi kita harus mengasihi. Jika orang memberi namun tidak memiliki kasih, orang itu tidak mendapat keuntungan apa pun dari apa yang dia telah berikan.

Siapa pun yang menerima sesuatu tapi tidak menerima Tuhan, dia masih seorang Ibrani.

(41) Rasul-rasul yang datang sebelum kita memakai nama-nama Iēsous nazōraios messias, yang berarti “Yesus orang Nazareth, sang Kristus.” Nama yang terakhir adalah “Kristus”, nama yang pertama “Yesus”, dan nama tengah adalah “orang Nazareth.” Messias memiliki dua arti, “Kristus” dan “terukur/tertakar”. Dalam bahasa Ibrani, “Yesus” berarti “penebusan”. Nazara berarti “kebenaran”, maka “Orang Nazareth” berarti “kebenaran.” “Kristus” telah “diukur/ditakar”; dengan demikian, “orang Nazareth” dan “Yesus” telah diukur.

(42) Jika sebutir mutiara dilempar ke dalam lumpur, mutiara itu tidak akan kehilangan nilainya, dan jika mutiara ini diminyaki dengan balsam, nilainya juga tidak akan bertambah. Mutiara selalu mulia dalam pandangan mata pemiliknya. Demikian juga, anak-anak Allah mulia di mata sang Bapa, bagaimana pun juga keadaaan kehidupan mereka.

(43) Jika engkau berkata, “Aku seorang Yahudi”, tidak seorang pun akan tergerak. Jika engkau berkata, “Aku seorang Romawi”, tidak seorang pun akan terusik. Jika engkau berkata, “Aku seorang Yunani, seorang barbar, seorang budak, seorang merdeka,” tidak ada seorang pun disusahkan. Jika engkau berkata, “Aku seorang Kristen”, maka dunia ini akan terguncang. Semoga aku menerima Dia yang namanya dunia ini tidak dapat tahan ketika mendengarnya.

(44) Allah adalah pemakan manusia, dan dengan demikian manusia dikurbankan baginya. Sebelum manusia dikurbankan, binatang dikurbankan, karena mereka yang menerima kurban-kurban itu bukanlah allah-allah.

(45) Gelas dan bejana keramik keduanya dibuat dengan api. Jika bejana kaca hancur, bejana ini dibuat kembali, sebab bejana ini dibuat melalui nafas. Tapi jika bejana keramik hancur, bejana itu dibinasakan, sebab bejana itu dibuat tanpa nafas.

(46) Seekor keledai yang sedang memutar sebuah batu kilangan berputar sepanjang seratus mil. Pada waktu keledai ini dilepaskan, keledai ini menemukan dirinya berada di tempat yang sama. Beberapa orang menempuh perjalanan yang sangat panjang, tetapi tidak sampai di mana pun. Ketika malam datang, mereka tidak menemukan kota dan desa, juga tidak mendapatkan apapun yang dibuat tangan manusia atau alam, tidak ada kekuasaan apapun dan tidak ada malaikat. Orang yang malang ini telah bersusah-payah dengan sia-sia.

(47) Ekaristi adalah Yesus. Dalam bahasa Syria, ini dinamakan pharisatha, yang berarti “apa yang direntangkan.” Sebab Kristus datang untuk menyalibkan dunia ini.

(48) Sang Guru pergi ke Lewi yang bekerja sebagai tukang celup, membawa tujuh puluh dua pakaian berwarna, dan melemparkan semuanya itu ke dalam sebuah tong. Lalu Dia mengangkatnya kembali ke luar dan semua pakaian itu menjadi putih. Dia berkata, “Begitu juga, Anak Manusia telah datang sebagai seorang tukang celup.”

(49) Hikmat, yang disebut mandul, adalah ibu dari semua malaikat.

Kekasih sang penyelamat adalah Maria Magdalena. Sang Penyelamat mengasihinya lebih dari Dia mengasihi semua murid lainnya, dan Dia seringkali menciumnya pada mulutnya.

Murid-murid lainnya . . . berkata kepada-Nya, “Mengapa engkau mengasihinya lebih dari Engkau mengasihi kami semua?”

Sang Penyelamat menjawab dan berkata kepada mereka, “Mengapa Aku tidak mengasihi kalian seperti dirinya? Jika seorang buta dan seorang celik keduanya berada dalam kegelapan, mereka sama. Pada waktu terang datang, orang yang dapat melihat akan melihat terang, dan orang yang buta akan tetap berada dalam kegelapan.”

(50) Sang Guru berkata, “Diberkatilah Dia yang ada sebelum Dia dilahirkan. Sebab barangsiapa ada sekarang ini, dia dulu sudah ada dan akan tetap ada.”

(51) Keunggulan manusia tidak kelihatan oleh mata, tapi terletak di dalam apa yang tersembunyi. Karena itu, manusia berkuasa atas hewan-hewan yang lebih kuat dari mereka dan lebih besar dalam hal-hal yang kelihatan dan yang tersembunyi. Demikianlah hewan-hewan bertahan hidup. Tapi ketika manusia meninggalkan hewan-hewan, hewan-hewan itu saling membunuh dan saling melahap. Hewan-hewan telah saling memakan karena mereka tidak menemukan makanan lain. Akan tetapi kini mereka memiliki makanan, karena manusia mengolah tanah.

(52) Siapa pun yang menyelam ke dalam air dan naik kembali ke permukaan tanpa menerima apapun dan berkata, “Aku seorang Kristen,” telah meminjam nama itu. Tapi seorang yang menerima Roh Kudus memiliki nama itu sebagai suatu karunia. Suatu karunia tidak harus dibayar kembali, tapi apa yang dipinjam harus dibayar. Itulah yang terjadi pada kita, ketika salah seorang dari antara kita mengalami sebuah misteri.

(53) Misteri perkawinan itu besar. Tanpa perkawinan, dunia tidak akan ada. Keberadaan dunia ini bergantung pada manusia, dan keberadaan manusia bergantung pada perkawinan. Jadi, pikirkanlah kekuatan dari persetubuhan yang murni, meskipun gambarnya tercemar.

(54) Roh-roh najis berwujud maskulin dan feminin. Kaum maskulin berhubungan seks dengan jiwa-jiwa yang berwujud feminin, dan kaum feminin bergeliat-geliat terangsang untuk berhubungan seks berganti-ganti dengan jiwa-jiwa yang berwujud maskulin. Jiwa-jiwa tidak dapat luput dari roh-roh jika roh-roh ini menangkap mereka, kecuali mereka menerima kekuatan maskulin atau feminin dari mempelai pria dan mempelai perempuan. Kekuatan ini diterima dari kamar pengantin yang berkaca.

Pada waktu kaum feminin yang bodoh melihat seorang laki-laki seorang diri, mereka melompat kepadanya, memanjakannya, dan mencemarinya. Demikian juga, pada waktu kaum maskulin yang bodoh melihat seorang perempuan cantik seorang diri, mereka merayunya dan memperkosanya dengan maksud menajiskannya. Tapi ketika mereka melihat sepasang suami dan istri bersama-sama, yang feminin tidak dapat mencumbu si suami dan yang maskulin tidak dapat mencumbu si istri. Demikian juga jika gambar dan malaikat bersatu, tidak seorang pun dapat berani mencumbu si laki-laki atau si perempuan.

(55) Barangsiapa meninggalkan dunia ini, dia tidak dapat dipegang kembali seolah-olah dia masih ada dalam dunia ini. Orang ini jelas telah melampaui hawa nafsu . . . dan rasa takut; dia berkuasa..., dan dia melampaui iri hati.

Jika..., orang itu dicengkeram dan dicekik. Bagaimana orang itu bisa luput dari kuasa-kuasa besar yang mencengkeram? Bagaimana orang itu bisa bersembunyi dari mereka?

Beberapa orang berkata, “Kami orang beriman”, agar mereka dapat luput dari roh-roh najis dan setan-setan. Sebab jika mereka memiliki Roh Kudus, tidak ada roh najis yang dapat menangkap mereka.

Jangan takut terhadap daging dan jangan mencintainya. Jika engkau takut terhadap daging, daging itu akan menguasai engkau. Jika engkau mencintai daging, daging ini akan menelan habis engkau dan mencekik engkau.

(56) Seseorang dapat ada di dalam dunia ini atau di dalam kebangkitan— atau di dalam tempat yang di tengah. Semoga aku tidak ditemukan di sana! Di dalam dunia ini terdapat kebaikan dan kejahatan, tapi apa yang baik dari dunia ini tidak sungguh-sungguh baik dan apa yang jahat dari dunia ini tidak sungguh-sungguh jahat. Setelah dunia ini berlalu, terdapat yang jahat yang sungguh-sungguh jahat: ini dinamakan tempat tengah. Tempat tengah ini adalah kematian. Sepanjang kita ada di dalam dunia ini, kita harus mendapatkan kebangkitan, sehingga ketika kita melepaskan daging, kita dapat ditemukan dalam rehat dan tidak berkelana di tempat tengah. Sebab banyak orang akan tersesat dalam perjalanan mereka.

(57) Adalah baik jika orang meninggalkan dunia ini sebelum dia berbuat dosa. Beberapa orang tidak memiliki baik kehendak maupun kekuatan untuk bertindak. Orang lainnya, bahkan jika mereka memiliki kemauan, tidak melakukan apa yang baik bagi diri mereka sendiri, sebab mereka belum bertindak. Dan jika mereka tidak memiliki kehendak.... Bagi kedua pihak, kebenaran berada di luar daya tangkap mereka. Kebenaran selalu datang kepada kehendak, bukan kepada tindakan.

(58) Dalam suatu penglihatan, seorang rasul melihat orang-orang terkunci di dalam sebuah rumah api, diikat dengan rantai api, dan dilempar ke dalam...api karena iman yang salah. Tentang mereka dikatakan, “Mereka dapat menyelamatkan jiwa-jiwa mereka, tapi mereka tidak ingin melakukannya, sehingga mereka mendapatkan tempat penghukuman ini yang disebut kegelapan lahiriah....

(59) Jiwa dan roh dicipta dari air dan api. Orang yang berada dalam kamar pengantin telah diciptakan dari air, api dan terang. Api adalah krisme. Terang adalah api. Aku tidak maksudkan api yang biasa, yang tidak memiliki bentuk, tapi api lain, yang tampak putih murni, sangat indah dan cemerlang, dan memberi kecantikan.

(60) Kebenaran tidak datang ke dalam dunia dalam keadaan telanjang, tapi dalam simbol dan gambar. Dunia tidak dapat menerima kebenaran dengan suatu cara lain apapun. Ada kelahiran kembali dan suatu gambar kelahiran kembali, dan melalui gambar inilah orang harus dilahirkan kembali. Gambar yang bagaimanakah ini? Gambar kebangkitan. Gambar harus bangkit melalui gambar. Melalui gambar ini, kamar pengantin dan gambar itu harus mendekati kebenaran. Ini adalah pemulihan.

Orang-orang yang menerima nama sang Bapa, Anak, dan Roh Kudus dan telah menerima semua nama ini harus melakukan hal ini. Jika seseorang tidak menerima mereka, nama itu akan juga direnggut dari orang itu. Seseorang menerima nama-nama itu dalam krisme dengan minyak kekuatan salib. Para rasul menyebut kekuatan ini kanan dan kiri. Orang ini bukan lagi seorang Kristen, tetapi Kristus.

(61) Sang Guru mengerjakan segala sesuatunya dalam suatu misteri: baptisan, krisme, ekaristi, penebusan, dan kamar mempelai.

(62) Karena itulah Dia berkata, “Aku telah datang untuk membuat bagian sebelah bawah seperti bagian sebelah atas, dan bagian lahiriah seperti bagian batiniah, dan untuk menyatukan semuanya di tempat itu.” Di sini Dia berbicara dalam simbol dan gambar.

Mereka yang berkata ada seorang manusia sorgawi dan seorang yang lebih tinggi, adalah orang-orang yang keliru, sebab mereka menyebut sang manusia sorgawi yang kasat mata sebagai orang yang “lebih rendah” dan orang yang memiliki tempat tersembunyi sebagai orang yang “lebih tinggi”. Lebih baik mereka berkata-kata tentang hal batiniah, hal lahiriah, dan hal yang paling jauh. Sebab sang Guru menyebut kebusukan dan kecurangan sebagai “kegelapan paling jauh”, dan di luarnya tidak terdapat apapun. Dia berkata, “Masuklah ke kamarmu, kunci pintu di sampingmu, dan berdoalah kepada Bapamu yang berada di tempat rahasia” — yakni, Dia yang paling dalam. Yang paling dalam adalah kepenuhan segala sesuatu, dan tidak ada apapun yang lebih dalam lagi. Dan inilah yang mereka sebut sebagai tempat paling atas.

(63) Sebelum Kristus, beberapa orang telah datang dari suatu kawasan yang mereka tidak dapat masuki kembali, dan mereka pergi ke suatu tempat yang mereka masih belum dapat tinggalkan. Lalu Kristus datang. Orang-orang yang telah masuk Dia bawa ke luar, dan mereka yang keluar Dia bawa masuk.




Mengalahkan kematian, menurut doktrin esoterik Valentinianisme, adalah menyatukan kembali ("reunion") Hawa (feminin) ke dalam diri Adam (maskulin), menjadi satu sosok tunggal androginik, sosok "monakhos" atau "single one". Sumber gambar: aane.org.


(64) Ketika Hawa berada dalam diri Adam, kematian tidak ada. Pada waktu Hawa dipisahkan darinya, kematian datang. Jika Hawa masuk ke dalam diri Adam kembali dan Adam merangkulnya, kematian akan tidak ada lagi.

(65) “Allahku, Allahku, mengapa, ya Tuhan, Engkau meninggalkan Aku?” Dia mengucapkan kata-kata ini di kayu salib, sebab Allah sudah meninggalkan tempat itu.

(66) Sang Guru dikandung dari apa yang tidak bisa binasa, melalui Allah. Sang Guru bangkit dari antara orang mati, tetapi Dia hidup lagi tidak seperti sebelumnya. Melainkan, tubuh-Nya telah menjadi sungguh-sungguh sempurna. Tubuh-Nya ini dari daging, dan daging ini daging yang sejati. Daging kita bukanlah daging sejati, tapi hanyalah suatu gambaran dari apa yang benar.

(67) Hewan tidak memiliki kamar pengantin, demikian juga budak atau perempuan ternoda. Kamar pengantin diberikan kepada kaum pria merdeka dan kepada para perawan.

(68) Kita dilahirkan kembali melalui Roh Kudus, dan kita dikandung melalui Kristus dalam baptisan dengan dua unsur. Kita diurapi melalui Roh, dan ketika kita dikandung, kita dipersatukan.

Tidak seorang pun dapat melihat dirinya dalam air atau dalam cermin jika tidak ada terang; begitu juga engkau tidak dapat melihat dirimu dalam cahaya jika tidak ada air atau sebuah cermin. Jadi orang perlu membaptis dengan dua unsur, terang dan air, dan terang itu adalah krisme.

(69) Terdapat tiga struktur bagi ibadah kurban di Yerusalem. Struktur pertama terbuka di sebelah Barat dan dinamakan tempat kudus; struktur kedua terbuka di sebelah selatan dan dinamakan ruang yang kudus dari yang kudus; dan yang ketiga terbuka di sebelah timur dan dinamakan ruang maha kudus, di mana hanya imam besar yang dapat memasukinya. Tempat kudus adalah baptisan; ruang yang kudus dari yang kudus adalah penebusan; ruang maha kudus adalah kamar mempelai. Baptisan mendatangkan kebangkitan dan penebusan, dan penebusan ada di dalam kamar pengantin. Kamar pengantin berada di dalam suatu kawasan yang lebih unggul dari tempat asal kita, dan engkau tidak dapat menemukan apapun yang menyerupainya.... Mereka adalah orang yang menyembah dalam Roh dan dalam kebenaran, sebab mereka tidak beribadah di Yerusalem. Ada orang di Yerusalem yang beribadah di Yerusalem, dan mereka menunggu misteri yang dinamakan ruang maha kudus, yang tirainya terbelah dua. Kamar mempelai kita adalah gambaran dari kamar mempelai sorgawi di atas. Itulah sebabnya tirainya robek dari atas ke bawah, sebab beberapa orang dari bawah harus naik ke atas.

(70) Para penguasa tidak dapat melihat mereka yang telah mengenakan terang yang sempurna, dan mereka tidak dapat menangkap mereka. Orang menyalakan terang di dalam misteri kemanunggalan.

(71) Jika yang feminin tidak dipisahkan dari yang maskulin, yang feminin dan yang maskulin tidak akan mati. Pemisahan yang maskulin dan yang feminin adalah permulaan kematian. Kristus telah datang untuk memulihkan pemisahan yang telah ada sejak semula dan menyatukan kembali keduanya, supaya memberi kehidupan kepada orang-orang yang telah mati melalui pemisahan dan mempersatukan mereka.

Seorang perempuan dipersatukan dengan suaminya dalam kamar pengantin, dan orang-orang yang sudah dipersatukan dalam kamar pengantin tidak akan dipisahkan kembali. Itulah sebabnya mengapa Hawa dipisahkan dari Adam, karena Hawa tidak menyatu dengan Adam di dalam kamar pengantin.

(72) Jiwa Adam berasal dari suatu nafas. Sahabat jiwa adalah roh, dan roh yang diberikan kepada Adam adalah ibunya. Jiwanya diambil darinya dan diganti dengan roh. Ketika dia dipersatukan dengan roh, dia mengucapkan kata-kata yang lebih unggul dari para penguasa, dan para penguasa iri kepadanya. Mereka memisahkan Adam dari sahabat spiritualnya... yang tersembunyi... kamar pengantin.

(73) Yesus menyingkapkan diri-Nya di Sungai Yordan sebagai kepenuhan kerajaan Allah. Dia yang dikandung sebelum segala sesuatunya ada, dikandung kembali; Dia yang diurapi sebelumnya diurapi kembali; Dia yang ditebus menebus orang-orang lainnya.

(74) Adalah perlu mengucapkan sebuah misteri. Bapa segala yang ada menyatu dengan sang perawan yang telah turun, dan api bercahaya atas sang Bapa.

Pada hari itu, yang satu itu menyingkapkan kamar pengantin yang besar, dan dengan cara ini tubuhnya tercipta.

Pada hari itu, dia keluar dari kamar pengantin sebagai orang yang dilahirkan dari seorang mempelai perempuan dan seorang mempelai pria.

Begitulah Yesus menegakkan segalanya di dalamnya, dan tepatlah jika masing-masing murid masuk ke dalam rehat masing-masing.

(75) Adam berasal dari dua orang perawan, roh dan Bumi pertiwi yang perawan. Kristus dilahirkan dari seorang perawan untuk memulihkan kejatuhan yang telah terjadi pada mulanya.

(76) Ada dua pohon tumbuh di Taman Eden. Yang satu menghasilkan binatang-binatang dan yang satunya lagi menghasilkan manusia. Adam makan dari pohon yang menghasilkan binatang-binatang, dan dia menjadi seekor binatang dan melahirkan binatang-binatang. Alhasil, anak-anak Adam menyembah binatang-binatang. Pohon yang buahnya dia makan adalah pohon pengetahuan, dan karena hal ini, dosa bertambah-tambah. Jika dia makan buah dari pohon yang lainnya, buah pohon kehidupan, yang menghasilkan manusia, allah-allah akan menyembah manusia. Sebagaimana di Taman Eden Allah mencipta manusia supaya manusia dapat mencipta Allah, demikian juga dalam dunia ini orang membuat allah-allah dan menyembah apa yang mereka telah ciptakan. Akan lebih pas jika allah-allah menyembah manusia.

(77) Adalah benar bahwa prestasi seseorang bergantung pada kemampuan orang itu, dan karena alasan ini kami menyebut prestasi itu sebagai kemampuan. Di antara prestasi semacam itu adalah anak-anak yang diperanakkan, dan anak-anak ini dilahirkan dari suatu waktu rehat. Adapun kemampuan seseorang terungkap dalam apa yang berhasil dicapainya, dan rehat jelas ditemukan dalam diri anak-anak. Engkau akan maklum bahwa ini juga berlaku bagi gambar. Ini adalah manusia yang diciptakan menurut gambar, yang berhasil melakukan segala hal melalui kekuatan mereka dan melahirkan anak-anak melalui rehat.

(78) Dalam dunia ini budak melayani orang merdeka. Dalam kerajaan sorga orang merdeka akan melayani budak-budak dan orang yang berada dalam kamar pengantin akan melayani tamu-tamu pesta kawin.

Orang yang berada dalam kamar mempelai memiliki hanya satu nama, yakni rehat. Ketika mereka bersama-sama, mereka tidak membutuhkan wujud lain, sebab mereka berada dalam kontemplasi... persepsi. Mereka lebih unggul... di antara mereka di dalam... kemuliaan dari kemuliaan....

(79) Perlu bagi Yesus untuk masuk ke dalam air supaya Dia menyempurnakan dan memurnikannya. Begitu juga orang yang dibaptis dalam nama-Nya disempurnakan. Sebab Dia berkata, “Demikianlah, kita akan menyempurnakan semua kebenaran.”

(80) Jika orang berkata mereka akan pertama-tama mati lalu bangkit, mereka keliru. Jika mereka tidak menerima kebangkitan lebih dulu, sementara mereka hidup, mereka akan tidak menerima apapun ketika mereka mati. Demikianlah dikatakan tentang baptisan, “Agung nian baptisan itu”, sebab jika orang menerimanya, mereka akan hidup.




Yusuf si pengrajin kayu dan Yesus, puteranya, suka membantunya kerja. Lukisan karya Teresa Satola-Coey, www.teresasatola.com


(81) Rasul Filipus berkata, “Yusuf si pengrajin kayu membangun sebuah kebun, sebab dia memerlukan kayu untuk barang dagangannya. Dia adalah orang yang membuat salib dari kayu-kayu yang dia tanam, dan keturunannya digantung pada apa yang dia tanam. Keturunannya adalah Yesus dan apa yang dia telah tanam adalah salib.”

Tapi pohon kehidupan berada di tengah taman. Ini adalah sebatang pohon zaitun, dan darinya muncul krisme, dan dari krisme datang kebangkitan.

(82) Dunia ini memakan mayat, dan segala sesuatu yang dimakan dalam dunia ini juga mati. Kebenaran memakan kehidupan, dan tidak seorang pun yang diberi makan oleh kebenaran akan mati. Yesus datang dari kawasan itu dan membawa makanan dari sana, dan Dia memberi kehidupan kepada semua yang menginginkannya, supaya mereka tidak mati.

(83) Allah mendirikan sebuah taman, dan manusia hidup di taman itu. Ada beberapa orang yang tinggal bersama... Allah....

Taman ini ada di tempat di mana akan dikatakan kepadaku, “... makanlah ini dan jangan makan yang itu, seperti engkau kehendaki.” Ini adalah tempat di mana aku akan memakan segala sesuatunya, di mana terdapat pohon pengetahuan.

Pohon itu membunuh Adam, tetapi di sini pohon pengetahuan telah membawa orang kembali kepada kehidupan. Pohon itu adalah Taurat. Taurat dapat memberi pengetahuan tentang hal yang baik dan hal yang jahat, tapi Taurat tidak juga membebaskan Adam dari kejahatan dan juga tidak membuatnya baik, dan Taurat ini mendatangkan kematian bagi mereka yang makan darinya. Karena ketika dikatakan, “Makanlah ini dan jangan makan yang itu”, kematian dimulai.

(84) Krisme itu lebih tinggi dari baptisan. Kita dinamakan Kristen, ini berasal dari kata “krisme”, bukan dari kata “baptisan”. Kristus juga memiliki nama dari kata krisme, sebab sang Bapa mengurapi sang Anak, sang Anak mengurapi para rasul, dan para rasul mengurapi kita. Barangsiapa telah diurapi, dia memiliki segalanya: kebangkitan, terang, salib, Roh Kudus. Sang Bapa memberikan segalanya kepada orang yang berada dalam kamar pengantin, dan orang itu menerimanya. Sang Bapa ada dalam sang Anak dan sang Anak ada dalam sang Bapa. Inilah kerajaan sorga.

(85) Sang Guru menyatakannya dengan sangat baik: “Beberapa orang telah masuk ke dalam kerajaan sorga dengan tertawa, dan mereka telah keluar juga dengan tertawa.”

Seseorang berkata, “Mereka adalah orang Kristen.”

Orang itu berkata kembali, “Dia adalah orang yang telah menyelam ke dalam air dan muncul kembali sebagai seorang Guru bagi semua orang. Penebusan bukanlah perkara tertawa, tapi seseorang masuk ke dalam kerajaan sotga dengan tertawa dengan maksud untuk menghina kain-kain buruk ini. Jika orang mencemooh raga dan memandangnya sebagai perkara tertawa, orang itu akan keluar dengan tertawa.”

Demikian juga dengan roti, piala minuman, dan minyak, meskipun ada misteri yang lebih tinggi dari semua ini.

(86) Dunia ada melalui sebuah kesalahan. Sang pencipta ingin menjadikannya tidak rusak tapi abadi, tapi Dia gagal dan tidak mendapatkan apa yang Dia harapkan. Sebab dunia ini dapat rusak dan sang pencipta dunia ini juga dapat rusak. Ada hal-hal yang dapat rusak, tapi keturunan tidak dapat rusak. Tidak ada sesuatupun dapat menerima keabadian, kecuali seorang anak. Dan barangsiapa tidak dapat menerima tentu saja tidak dapat memberi.

(87) Piala doa syukur berisi anggur dan air, sebab keduanya menggambarkan darah yang atasnya orang mengucap syukur. Piala doa syukur ini penuh dengan Roh Kudus, dan ini menjadi bagian dari manusia sempurna sepenuhnya. Ketika kita meminumnya, kita mengenakan bagi diri kita sendiri manusia sempurna.

Air hidup adalah sebuah tubuh, dan kita harus mengenakan manusia yang hidup. Demikianlah, ketika seorang bersiap masuk ke dalam air, dia melepaskan pakaiannya supaya dapat mengenakan manusia yang hidup.

(88) Seekor kuda melahirkan seekor kuda, seorang manusia melahirkan manusia, suatu ilah melahirkan ilah-ilah. Begitu juga mempelai pria dan mempelai perempuan berasal dari mempelai pria dan mempelai perempuan.

Tidak ada orang Yahudi... dari orang Yunani... dari orang Yahudi... kepada orang Kristen. Ada suatu generasi manusia lainnya, dan orang yang diberkati ini disebut orang-orang spiritual terpilih, manusia sejati, anak manusia, keturunan anak manusia. Generasi sejati ini dikenal dalam dunia ini, dan inilah tempat orang-orang dalam kamar pengantin berada.

(89) Dalam dunia ini, dimana kekuatan dan kelemahan ditemukan, terdapat kemanunggalan maskulin dan feminin, tapi dalam kawasan kekal terdapat suatu jenis kesatuan yang berbeda.

Meskipun kita menyebut hal-hal ini dengan kata-kata yang sama, ada juga kata-kata lain yang lebih tinggi kedudukannya dibandingkan semua kata yang dilafalkan.

Kata-kata ini melampaui kekuatan. Sebab terdapat kekuatan dan ada juga yang lebih tinggi dari kekuatan, dan yang lebih tinggi ini tidaklah berbeda melainkan sama. Ini tidak dapat dipahami oleh hati manusia.




"Seseorang yang mengenal orang lain, adalah seorang yang terpelajar. Seseorang yang mengenal dirinya sendiri, adalah seorang yang bijaksana" (Lao Tzu). Dengan sangat negatif dan tidak selalu akurat, Mark Twain menyatakan, "Kenalilah dirimu sendiri, maka engkau akan mencerca dirimu."


(90) Semua orang yang memiliki segala sesuatu harus mengenal diri mereka sendiri, bukankah demikian? Jika orang tidak mengenal diri mereka sendiri, mereka tidak akan bisa menikmati apa yang mereka miliki, tapi mereka yang mengenal diri mereka sendiri akan menikmati kepunyaan mereka.

(91) Sang manusia sempurna tidak dapat disentuh dan juga tidak dapat dilihat. Apa yang dapat dilihat, dapat disentuh dan dipahami. Untuk dapat memperoleh karunia ini orang harus mengenakan terang sempurna dan menjadi terang sempurna. Barangsiapa mengenakan terang, akan masuk ke dalam tempat rehat. Ini adalah terang sempurna, dan kita harus menjadi manusia sempurna sebelum kita meninggalkan dunia ini. Barangsiapa memperoleh segala sesuatu tapi tidak memisahkan diri dari dunia ini, akan tidak dapat memperoleh kawasan itu tapi akan pergi ke tempat yang di tengah, sebab orang itu tidak sempurna. Hanya Yesus yang mengetahui nasib orang itu.

(92) Orang yang kudus seluruhnya kudus, termasuk tubuh orang itu. Orang yang kudus yang mengambil roti menguduskan roti itu, dan dia melakukan hal yang sama dengan piala minuman atau segala sesuatu lainnya yang diambil dan dikuduskannya. Jadi, bagaimana orang itu tidak akan menguduskan tubuhnya juga?

(93) Sebagaimana Yesus menyempurnakan air baptisan, Dia menuang kematian ke luar. Atas dasar inilah kita menyelam ke dalam air tetapi tidak ke dalam kematian, supaya kita tidak dituangkan ke dalam roh dunia ini. Pada waktu angin bertiup, musim dingin tiba. Ketika Roh Kudus berhembus, musim panas tiba.

(94) Barangsiapa mengenal kebenaran, dia merdeka, dan seorang yang merdeka tidak berbuat dosa, sebab “barangsiapa berdosa, dia adalah seorang hamba dosa.” Kebenaran adalah sang bunda, pengetahuan adalah sang ayah. Orang yang tidak membiarkan dirinya berdosa disebut dunia sebagai orang merdeka. Mereka tidak membiarkan diri mereka berbuat dosa, dan pengetahuan mengenai kebenaran meninggikannya— maksudnya, pengetahuan itu membuat mereka merdeka dan lebih unggul dari segalanya. Tetapi “kasih membangun.” Barangsiapa merdeka karena pengetahuan, dia, karena kasih, adalah seorang hamba bagi orang-orang yang masih belum mempunyai kebebasan pengetahuan. Pengetahuan memungkinkan mereka merdeka.

Kasih tidak pernah mengatakan memiliki sesuatu, meskipun kasih ini mempunyai segala sesuatu. Kasih tidak mengatakan, “Ini adalah kepunyaanku” atau “Itu adalah milikku,” tetapi akan mengatakan, “Segala sesuatu yang menjadi milikku adalah kepunyaanmu.”

(95) Kasih spiritual adalah anggur dan parfum. Orang yang meminyaki dirinya dengan parfum menikmatinya, dan ketika orang ini hadir, orang lain yang ada di sekitarnya juga menikmatinya. Jika orang yang memakai parfum meninggalkan orang-orang lainnya dan pergi, orang-orang lain yang tidak memakai parfum tetapi hanya berada di sekitar akan tertusuk oleh bau tidak enak dari tubuh mereka sendiri.

Orang Samaria tidak memberikan apapun kepada orang yang terluka itu, kecuali anggur dan minyak—yakni, hanya salep. Salep itu menyembuhkan luka, sebab “kasih menutupi banyak dosa.”

(96) Anak-anak yang dilahirkan seorang perempuan menyerupai laki-laki yang dikasihinya. Jika laki-laki ini suaminya, mereka menyerupai suaminya. Jika laki-laki ini kekasih gelapnya, anak-anak itu serupa dengan kekasih gelapnya ini. Seringkali, jika seorang perempuan harus tidur dengan suaminya tetapi hatinya ada bersama dengan kekasih gelapnya yang dengannya dia biasa bermain cinta, maka sang anak yang dia lahirkan akan serupa dengan kekasih gelapnya itu.

Jadi, engkau yang hidup bersama dengan sang Anak Allah, janganlah mengasihi dunia ini tapi kasihilah sang Guru, supaya apa yang engkau lahirkan tidak menyerupai dunia ini tetapi menyerupai sang Guru.

(97) Manusia berhubungan seks dengan manusia; kuda bersetubuh dengan kuda; keledai bersenggama dengan keledai. Anggota-anggota suatu spesies berhubungan seks dengan anggota-anggota spesies yang sama. Demikian juga, roh berhubungan seks dengan roh, kata bersetubuh dengan kata, terang dengan terang.

Jika engkau menjadi manusia, seorang manusia akan mengasihimu.
Jika engkau menjadi roh, roh akan bersatu denganmu.
Jika engkau menjadi firman, firman akan berhubungan seks denganmu.
Jika engkau menjadi terang, terang akan menyatu denganmu.
Jika engkau menjadi salah satu dari apa yang ada di atas, yang ada di atas itu akan menemukan rehat dalam dirimu.
Jika engkau menjadi seekor kuda atau seekor keledai atau seekor sapi jantan atau seekor anjing atau seekor domba atau suatu jenis binatang lainnya, jinak atau buas, maka baik manusia, roh, firman atau pun terang tidak dapat mengasihimu.
Apa yang ada di atas dan apa yang ada dalam dirimu tidak dapat menemukan rehat di dalam dirimu, dan kamu tidak mendapat bagian di dalam mereka.

(98) Orang yang menjadi hamba, di luar kehendak mereka, dapat menjadi orang merdeka. Orang yang dimerdekakan atas kehendak tuannya lalu menjual diri mereka kembali ke dalam perbudakan, tidak dapat merdeka lagi.

(99) Bertani dalam dunia ini bergantung pada empat hal, dan panen akan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam lumbung sebagai hasil dari air, tanah, udara, dan cahaya.

Bertani di kebun Allah juga bergantung pada empat hal: iman, harapan, kasih, dan pengetahuan. Iman adalah bumi yang di dalamnya kita berakar. Harapan adalah air yang dengannya kita dipelihara. Kasih adalah udara yang melaluinya kita tumbuh. Pengetahuan adalah cahaya yang olehnya kita menjadi matang.

Karunia ada dalam empat cara. Yakni secara duniawi; lalu secara sorgawi....
dan langit yang tertinggi....

(100) Diberkatilah dia yang tidak pernah mendukakan suatu jiwa. Dia adalah Yesus Kristus. Dia telah datang ke seluruh dunia dan tidak pernah membebani siapapun. Diberkatilah orang yang seperti ini, sebab orang seperti inilah seorang manusia sempurna.

Dunia mengatakan kepada kita betapa sulitnya mendatangkan hal ini. Bagaimana kita dapat berhasil melakukan tindakan semacam ini? Bagaimana kita dapat memberi pertolongan kepada setiap orang?

Sebagai langkah awal, orang harus tidak menimbulkan kedukaan pada siapapun, entah banyak atau pun sedikit, entah orang percaya ataupun orang yang tidak percaya, dan orang harus tidak memberi pertolongan kepada orang-orang yang mampu. Ada orang yang mendapat keuntungan dengan jalan menolong orang kaya. Orang yang melakukan perbuatan baik tidak akan menolong orang kaya, sebab orang ini tidak akan mengambil apapun yang dapat diinginkannya. Orang semacam itu juga tidak akan menimbulkan kedukaan pada diri orang lain, sebab orang ini tidak menimbulkan persoalan bagi mereka. Orang kaya baru kadangkala menyebabkan orang lain berduka, tetapi orang yang melakukan perbuatan baik tidak akan melakukan hal ini. Kejahatan yang ada dalam diri setiap oranglah yang menyebabkan mereka berduka. Orang yang kodratnya manusia sempurna memberi kesenangan kepada orang yang baik; tetapi beberapa orang sangat tertekan dan menderita karena semua hal ini.

(101) Ada seorang pengurus rumah tangga yang memiliki segala sesuatu: anak-anak, budak-budak, ternak, anjing-anjing, babi, gandum, barli, dedak, makanan hewan, minyak, daging, dan biji pohon ek. Pengurus rumah tangga ini bijaksana dan mengetahui makanan untuk masing-masing peliharaannya. Dia memberi makan anak-anak roti panggang dan daging. Dia memberi makan budak-budaknya minyak dan gandum. Dia memberi makan ternaknya barli, dedak, dan makanan hewan lainnya. Dia melempar tulang-tulang kepada anjing-anjing. Dia memberi makan babi-babinya biji pohon ek dan bubur gandum.

Demikian juga halnya dengan murid-murid Allah. Jika mereka bijaksana, mereka memahami kemuridan. Wujud-wujud ragawi tidak akan memperdaya mereka; tetapi mereka akan memeriksa keadaan setiap jiwa orang dan berbicara pas dengan setiap orang ini. Dalam dunia ini banyak binatang mengenakan wujud manusia. Jika murid-murid Allah mengidentifikasi mereka sebagai babi, mereka memberi mereka makan biji pohon ek. Jika ternak, mereka memberi barli, dedak, dan makanan lainnya, sebagai makanan mereka. Jika anjing, mereka melempar tulang-tulang. Jika budak, mereka memberi mereka makanan pembuka saja. Jika anak-anak, mereka memberi mereka makanan lengkap.

(102) Ada sang Anak Manusia; dan ada sang anak dari sang Anak Manusia. Anak Manusia adalah sang Guru, dan sang anak dari sang Anak Manusia adalah dia yang mencipta melalui sang Anak Manusia. Sang Anak Manusia menerima dari Allah kemampuan untuk mencipta. Dia juga dapat menghasilkan keturunan. Dia yang telah menerima kemampuan untuk mencipta adalah suatu makhluk, dan dia yang telah menerima kemampuan untuk melahirkan adalah seorang keturunan. Dia yang mencipta tidak dapat memberi keturunan, tapi dia yang memberi keturunan dapat mencipta. Dia yang mencipta dikatakan memberi keturunan, tapi “keturunan” adalah benar-benar makhluk, karena “keturunan” ini bukanlah anak-anak dari tindakan membuat keturunan tetapi dari pekerjaan penciptaan.

Dia yang mencipta bekerja dengan terang-terangan, dan dia dapat dilihat. Dia yang memberi keturunan melakukannya dengan diam-diam, dan dia tersembunyi, sebab dia yang memberi keturunan melampaui segala gambaran. Maka, dia yang mencipta, melakukannya dengan terang-terangan, dan dia yang memberi keturunan menghasilkan keturunan secara rahasia.

(103) Tidak seorang pun dapat mengetahui kapan seorang suami dan seorang istri berhubungan seks kecuali kedua orang ini, sebab perkawinan dalam dunia ini adalah suatu misteri bagi mereka yang kawin. Jika perkawinan yang tercemar tersembunyi, betapa lebih lagi perkawinan yang suci sebagai sebuah misteri sejati! Perkawinan semacam ini bukan ragawi tetapi murni. Ini bukan milik hawa nafsu, tetapi milik kehendak. Ini milik bukan kegelapan atau malam, tapi kepunyaan siang dan terang.

Jika suatu perkawinan terbuka, perkawinan ini menjadi prostitusi, dan mempelai perempuan bermain sebagai seorang pelacur bukan hanya jika dia dihamili oleh seorang pria lain tetapi bahkan jika dia menyelinap dari kamar tidurnya dan kelihatan oleh orang. Hendaklah dia memperlihatkan dirinya hanya kepada ayahnya dan ibunya, sahabat mempelai pria, dan pembantu-pembantu mempelai pria. Mereka diperbolehkan memasuki kamar mempelai setiap hari. Tetapi hendaklah orang lain hanya merindukan mendengar suara mempelai perempuan dan menikmati harumnya minyak wangi yang dipakainya, dan hendaklah mereka makan remah-remah yang jatuh dari meja, seperti anjing-anjing.

Mempelai laki-laki dan mempelai perempuan kepunyaan kamar pengantin. Tidak seorang pun dapat melihat seorang mempelai pria atau seorang mempelai perempuan kecuali dengan menjadi satu.

(104) Pada waktu Abraham dapat melihat apa yang dia harus lihat, dia menyunat daging kulupnya, dan dengan demikian mengajarkan kita bahwa adalah perlu jika daging itu dibinasakan.

(105) Sepanjang hal-hal di dalam batin mereka tersembunyi, kebanyakan makhluk dalam dunia ini hidup dan baik adanya. Jika hal-hal dalam batin tersingkap, mereka mati, sebagaimana jelas dicontohkan oleh bagian kasat mata seseorang. Sepanjang usus-usus seseorang tersembunyi, orang itu hidup. Jika usus-usus tersingkap dan keluar, orang itu mati. Demikian juga, sementara akarnya tersembunyi, sebatang pohon tumbuh dan bertunas. Jika akarnya terbongkar, pohon itu akan mengering.

Demikian juga halnya dengan semua hal yang dihasilkan dalam dunia ini, bukan hanya yang kelihatan tapi juga yang tersembunyi. Sepanjang akar kejahatan tersembunyi, kejahatan tetap kuat. Ketika akarnya tampak oleh orang, kejahatan tersingkap, dan jika kejahatan diterangi, kejahatan lenyap. Karena itulah Firman mengatakan, “Kapak sudah diletakkan pada akar pohon.” Kapak ini tidak hanya memangkas pohon, sebab apa yang dipangkas akan tumbuh kembali. Tetapi, kapak akan menggali lubang yang dalam sampai akar terpangkas. Yesus menarik akar keluar dari seluruh tempat, tetapi orang lain menariknya dari hanya sebagian tempat.

(106) Hendaklah setiap kita juga menggali dalam-dalam untuk mencari akar kejahatan yang ada di dalam kita dan menariknya keluar dari hati kita sampai ke akarnya. Kejahatan akan dicabut akarnya jika kita mengenalinya. Tapi jika kita tidak mengetahuinya, kejahatan akan berakar di dalam kita dan menghasilkan buahnya di dalam hati kita. Kejahatan dengan demikian akan menguasai kita. Kita menjadi hambanya, dan kejahatan akan menangkap kita sehingga kita melakukan apa yang kita tidak ingin lakukan dan tidak melakukan apa yang kita ingin lakukan. Kejahatan ini begitu digdaya karena kita tidak mengenalinya. Sepanjang kejahatan ada, kejahatan ini tetap aktif.

(107) Ketidaktahuan atau kebodohan adalah ibu dari semua kejahatan. Ketidaktahuan membawa kita kepada kematian karena orang-orang yang berasal dari ketidaktahuan dulu tidak ada, sekarang tidak ada dan nanti juga tidak ada. Tapi orang-orang yang berada dalam kebenaran akan menjadi sempurna ketika semua kebenaran disingkap. Sebab kebenaran itu seperti ketidaktahuan. Sementara tersembunyi, kebenaran menemukan rehat di dalam dirinya sendiri, tapi ketika disingkap dan dikenali, kebenaran dipuji karena dia lebih kuat dari ketidaktahuan dan kesalahan. Kebenaran membebaskan.

Firman mengatakan, “Jika engkau mengetahui kebenaran, kebenaran akan memerdekakan engkau.” Ketidaktahuan atau kebodohan itu adalah seorang budak, sedangkan pengetahuan adalah kemerdekaan. Jika kita mengenal kebenaran, kita akan menemukan buah kebenaran di dalam diri kita. Jika kita menyatu dengan kebenaran, kebenaran akan membawa kita ke dalam kepenuhan dan kelengkapan.

(108) Pada masa kini kita menjumpai hal-hal yang kasat mata dari ciptaan, dan kita mengatakan bahwa hal-hal yang kelihatan ini begitu perkasa dan bernilai, sementara hal-hal yang tersembunyi lemah dan tidak penting. Tidaklah demikian halnya dengan hal-hal yang kasat mata dari kebenaran. Mereka lemah dan tidak penting, tapi hal-hal tersembunyi perkasa dan sangat berharga.

(109) Misteri kebenaran disingkap dalam simbol dan gambar. Kamar mempelai tersembunyi, dan ini adalah ruang maha kudus. Semula tirainya menyembunyikan bagaimana Allah mengelola ciptaan, tapi ketika tirai ini terbelah dan apa yang ada di dalamnya kelihatan, bangunan ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi sepi, atau akan dihancurkan. Dan seluruh keallahan akan meninggalkan tempat ini tetapi tidak masuk ke dalam ruang maha kudus, sebab keallahan tidak dapat ada bersama-sama dengan terang murni dan kepenuhan sempurna. Melainkan, keallahan ini akan tetap ada di bawah sayap-sayap salib dan di bawah tangan-tangannya. Bahtera ini akan merupakan keselamatan untuk manusia ketika air bah menyapu mereka.

Barangsiapa termasuk dalam orde imamat, dia dapat masuk ke dalam tirai bersama dengan imam besar. Karena itulah tirai ini tidak robek hanya pada bagian atasnya, sebab, jika demikian, hanya kawasan atas yang akan disingkap. Juga tidak hanya robek pada bagian bawahnya, sebab, jika demikian, ini menyingkapkan hanya kawasan bawah. Tidak, tirai ini sobek dari atas ke bawah. Kawasan atas terbuka bagi kita di dalam kawasan bawah, supaya kita dapat masuk ke dalam kawasan rahasia kebenaran. Ini adalah apa yang sesungguhnya patut dan perkasa, dan kita akan masuk melalui simbol yang lemah dan tidak signifikan. Simbol ini lemah jika dibandingkan kemulian yang sempurna. Ada kemuliaan yang melampaui kemuliaan; ada kekuasaan yang mengatasi kekuasaan. Hal-hal yang sempurna telah dibukakan bagi kita, dan juga hal-hal tersembunyi dari kebenaran. Ruang maha kudus telah disingkap, dan kamar mempelai mengundang kita masuk.

(110) Sejauh benih Roh Kudus tersembunyi, kefasikan tidak akan efektif, meskipun masih belum disingkirkan dari tengah-tengah benih, dan mereka masih diperbudak untuk berbuat jahat. Tapi kalau benih dinyatakan, maka cahaya sejati akan menyinari setiap orang, dan semua orang yang ada dalam terang akan menerima krisme. Maka budak-budak akan dimerdekakan dan para tawanan akan ditebus. “Setiap tanaman yang Bapa di sorga tidak tanam akan dicabut sampai ke akarnya.” Apa yang dipisahkan akan disatukan, apa yang kosong akan diisi.

(111) Setiap orang yang masuk ke dalam kamar mempelai akan menyalakan terang. Ini seperti perkawinan yang berlangsung rahasia dan terjadi pada waktu malam. Terang dari api bersinar selama malam hari, lalu padam. Namun misteri perkawinan berlangsung pada waktu siang dan pada waktu terang, dan siang maupun terang itu tidak pernah tenggelam.

Jika seseorang berada di dalam kamar pengantin, orang itu akan menerima terang. Jika orang tidak menerimanya sementara berada di sini, di tempat ini, dia tidak dapat menerimanya di tempat lain.

Orang yang menerima terang tidak dapat dilihat atau diraba. Tidak ada satu hal apapun dapat menyusahkan orang semacam itu bahkan ketika mereka hidup dalam dunia ini. Dan ketika mereka meninggalkan dunia ini, mereka telah menerima kebenaran melalui gambar-gambar, dan dunia menjadi kawasan abadi. Bagi orang ini, kawasan abadi ini adalah kepenuhan.

Sesungguhnya, inilah jalannya. Jalan ini disingkapkan bagi orang semacam itu saja, tersembunyi bukan dalam kegelapan dan pada waktu malam, melainkan tersembunyi di dalam hari yang sempurna dan terang yang kudus.

Injil menurut Filipus

4 November 2008

N.B. Diperiksa kembali dan ilustrasi ditambahkan 14 Agustus 2021



Saturday, November 1, 2008

Fundamentalisme Zionis Yahudi-Kristen:
Sebuah Deskripsi

* Update mutakhir 15 April 2015

Breaking News
Lewat penelitian atas masyarakat Amerika Serikat yang diadakan Selzer and Co. of Des Moines, IA, sebagaimana dilaporkan dalam Bloomberg Politics Poll, study #2117, April 6-8, 2015, ditemukan bahwa menyangkut perbedaan kepentingan antara Israel dan Amerika Serikat, 

• 45 % orang Amerika menyatakan bahwa Israel adalah sekutu AS yang penting, satu-satunya demokrasi di kawasan, dan orang Amerika harus mendukung Israel kendatipun jika kepentingan-kepentingan Amerika tidak sejalan dengan kepentingan-kepentingan Israel; 

• 47% orang Amerika menyatakan bahwa Israel adalah sekutu Amerika, tetapi orang Amerika harus mengejar kepentingan-kepentingan Amerika ketika mereka tidak sepakat dengan Israel; 

• dan sisanya, 8 %, menyatakan tidak pasti. 

(Sumber: http://images.businessweek.com/cms/2015-04-14/140415_bloomberg_public_69598.pdf)




Zionisme Kristen sederhananya dapat didefinisikan sebagai dukungan Kristen sepenuhnya terhadap Zionisme Yahudi. Bapak Zionisme Yahudi, Theodore Herzl (seorang agnostik), melalui tulisannya Der Judenstaat (terbit 1896) telah menyuarakan dengan kuat aspirasi Zionis, yaitu kehendak orang-orang Yahudi Diaspora (yang terserak-serak di Eropa Barat, Eropa Timur dan daerah Balkan) untuk memiliki negeri sendiri. 

Pada tahun 1897 di dalam Kongres Zionis Dunia I di Basle, Switzerland, cita-cita Zionis dirumuskan dalam suatu seruan agar “kepada orang-orang Yahudi diberikan suatu negeri yang kehidupan publiknya aman dan memiliki kekuatan hukum yang terjamin di tanah Palestina.” 


Theodore Herzl

Dukungan politik resmi, pertama dan sepenuhnya, terhadap aspirasi Zionisme ini datang dari Arthur James Balfour (1848-1930), seorang politikus (menlu) Inggris terpenting pada zamannya, ketika dia pada tanggal 2 November 1917 mendeklarasikan secara terbuka bahwa pemerintah Inggris mendukung “….pendirian suatu Tempat Tinggal Nasional (a National Home) bagi bangsa Yahudi di tanah Palestina, dan akan berusaha sebaik-baiknya untuk memudahkan tercapainya tujuan ini,….” Deklarasi ini dikenal sebagai Deklarasi Balfour.

Arthur J. Balfour dibesarkan dalam suatu keluarga Kristen injili yang saleh dan sangat bersimpati terhadap Zionisme karena pengaruh ajaran dispensasionalisme John N. Darby yang ditekuninya. Sejalan dengan kepentingan-kepentingan pragmatis politik luar negeri Inggris, posisi dan peran politisnya yang sangat kuat telah dimanfaatkannya untuk menerjemahkan skema dispensasionalisme pra-millennial (tentang ini, baca di sini) ke dalam suatu bentuk material yang kongkret, yaitu pendirian a National Home bagi bangsa Yahudi, yang kemudian, pada 1948, terwujud dalam bentuk Negara Israel Modern.

Deklarasi Balfour ini telah memberikan kepada Zionisme, untuk pertama kalinya, suatu legitimasi politik internasional, dan ini menjadi pendorong kuat bagi kaum Zionis Kristen dan Zionis Yahudi untuk menguasai dan mendiami Palestina, tanpa memperhatikan apalagi memperhitungkan sejumlah, pada waktu itu, 700.000 orang Arab-Palestina yang sedang mendiami tanah itu dimana 10 % di antaranya, pada waktu itu, adalah orang-orang Arab Kristen. Harap diingat, saat itu berlangsung belum ada klaim apapun yang diakui dunia internasional bahwa tanah itu adalah Negara Arab Palestina. Yang ada adalah tanah tanpa negara, meski ada penduduknya yang majemuk.


Ada ketidakjelasan yang disengaja atas apa yang dimaksud dengan “a National Home” dalam Deklarasi Balfour:
  • apakah “a Home” ini sinonim dengan suatu negara berdaulat
  • kalau ya di mana batas-batas geografis teritorialnya
  • apakah teritorinya akan mencakup seluruh wilayah Palestina ataukah sebagian saja dari padanya
  • atau lebih luas lagi
  • lalu mengapakah yang disebut hanya tanah Palestina, sedangkan orang-orang Arab-Palestina sebagai penduduknya tidak disebut-sebut, dan 
  • bagaimanakah status kota Yerusalem ke depannya, apakah akan dimiliki Israel sepenuhnya ataukah akan menjadi milik bersama dua negara

Ketidakjelasan ini telah menjadi penyebab selalu terhalang dan gagalnya segala perundingan yang bertujuan untuk mencapai kedamaian di Negara Israel dan kawasan Timur Tengah umumnya pada masa kini, seperti telah diatur dalam The Road Map to Peace yang diprakarsai dan dirancang Amerika Serikat, PBB, Uni Eropa dan Russia.

Di Amerika Serikat, mendahului gerakan Zionis Theodore Herzl di Eropa, William E. Blackstone, tokoh Kristen Zionis Amerika, pada bulan Maret 1891 melobi Presiden Amerika Serikat, Benjamin Harrison, dan mengajukan petisi pro-Yahudi yang ditandatangani tidak kurang dari 413 pemimpin Kristen dan Yahudi terkemuka Amerika. Petisi ini, yang kemudian dikenal sebagai Memorial Blackstone, mengajukan suatu solusi atas masalah yang dihadapi bangsa Yahudi:
“Mengapa tidak memberikan kembali tanah Palestina kepada [orang-orang Yahudi]? Sejalan dengan tindakan Allah menyebarkan bangsa-bangsa ke tempat-tempat di bumi, Palestina adalah tempat tinggal orang-orang Yahudi, suatu harta pusaka milik mereka yang dari padanya mereka telah disingkirkan dengan paksa…. Mengapa para pemimpin dunia ini yang di bawah Perjanjian Berlin tahun 1878 telah memberikan Bulgaria kepada orang-orang Bulgaria dan Serbia kepada orang-orang Serbia, sekarang ini tidak memberikan tanah Palestina kepada orang-orang Yahudi?”
Meskipun Presiden Harrison tidak menuruti amanat petisi itu, namun Memorial Blackstone itu telah menjadi sesuatu yang sangat penting dalam mendorong para aktivis Zionis Kristen dan Yahudi Amerika selama lebih dari 60 tahun ke muka, sampai berdirinya Negara Israel Modern. 

Pada suatu rapat besar Zionis Yahudi yang diadakan di Los Angeles pada bulan Januari 1918, dengan sadar Blackstone melandaskan politik Zionisnya ini, yang sudah diperjuangkannya selama 30 tahun, pada keyakinan teologis dispensasionalisme: “[Hal ini saya lakukan] karena saya percaya bahwa Zionisme sejati didirikan atas dasar rencana, tujuan, dan perintah dari Allah yang mahakuasa dan kekal, sebagaimana secara profetis telah dicatat dalam Firman Kudus-Nya, Alkitab.” 

Karena komitmennya yang dalam pada gerakan Zionisme di Amerika, Blackstone, oleh sahabat karibnya, Louis Brandeis, seorang Hakim Agung Yahudi pertama dalam Mahkamah Agung Amerika Serikat, dinyatakan sebagai Bapak Zionisme: “You are the Father of Zionism as your work antedates Herzl.” 

Bersama-sama dengan Brandeis, Blackstone, sejak pencanangan Memorial-nya, terus bekerja selama beberapa dasawarsa ke muka untuk meyakinkan rakyat Amerika dan khususnya para Presiden Amerika yang secara berkala berganti, untuk mendukung agenda perjuangan Zionisme.

Setelah Perang Dunia I berakhir, dan kemenangan berada di pihak sekutu, maka negara-negara sekutu pun membagi-bagi “tumpeng” Timur Tengah ke dalam “kawasan-kawasan pengaruh” (spheres of influence); dan Inggris mendapat mandat untuk memerintah di tanah Palestina sebagaimana ditetapkan oleh Liga Bangsa-bangsa waktu itu. Deklarasi Balfour pun dilaksanakan. 


Maka, pada 14 Mei 1948 Negara Israel Modern didirikan, dengan menelantarkan satu juta orang Arab-Palestina yang terusir dari tanah Palestina. Inilah awal kemenangan Zionisme, yang bagi kalangan Kristen Zionis dispensasionalis merupakan awal dari serangkaian peristiwa di Tanah Israel yang masih akan terjadi dan tengah dinanti-nantikan, sesuai nubuat para nabi, beberapa di antaranya: 

  • perluasan wilayah Tanah Israel sehingga mencakup wilayah-wilayah yang pernah dikuasai raja Daud dalam sejarah Israel kuno;
  • kembalinya orang-orang Yahudi Diaspora ke Tanah Israel;
  • pembangunan Bait Allah III di kawasan Bukit Bait (Temple Mount), yang kemudian, menurut perspektif dispensasional, akan diduduki dan dinajiskan oleh sang Antikristus persis sebelum Kristus datang kembali untuk mengangkat gereja Kristen ke surga; dan 
  • perang dahsyat Armageddon;
  • Itu semua akan membawa dan menyeret dunia ke dalam kemelut dan kesengsaraan besar;
  • selanjutnya tibalah pemerintahan Millennium, yang akan didahului oleh kedatangan Yesus Kristus kembali yang akan menegakkan kedaulatan Yahudi atas dunia melalui pemerintahannya di kota Yerusalem. 

Orang-orang Kristen Zionis di mana pun harus mengupayakan segala hal apa pun untuk semua nubuat tersebut di atas dipenuhi.

Dalam Kongres Zionis Dunia ke-27 (1968) di Yerusalem, Zionisme Yahudi dirumuskan dalam lima prinsip: 


  1. kesatuan orang-orang Yahudi dan keutamaan Negara Israel dalam kehidupan orang-orang Yahudi;
  2. berkumpulnya kembali orang-orang Yahudi di negeri historik mereka, Eretz Israel;
  3. penguatan Negara Israel Modern; 
  4. pemeliharaan identitas orang Yahudi; dan 
  5. perlindungan hak-hak orang Yahudi. 

Dua orang Rabbi Yahudi membuat lebih jelas dan tegas, apa itu Zionisme. Rabbi Shlomo Aviner (dikutip 1999) menegaskan “Kita tidak boleh lupa… bahwa tujuan paling utama dari dikumpulkannya kembali orang-orang Yahudi yang terserak-serak di negeri-negeri pembuangan dan pendirian Negara Israel Modern adalah pembangunan Bait Allah. Bait Allah ada di puncak piramida [perjuangan kita].” 

Hubungan antara teologi dan politik di dalam Zionisme Yahudi dengan gamblang dan tegas dinyatakan oleh Rabbi Yisrael Meida, “Ini adalah suatu perkara kedaulatan. Orang yang mengontrol Gunung Bait Allah, mengontrol Yerusalem. Dan orang yang mengontrol Yerusalem, mengontrol Tanah Israel.” 

Dari dua pernyataan ini pokok-pokok terpenting dari Zionisme Yahudi kelihatan jelas: menjadikan bangsa Yahudi berdaulat atas Tanah Israel dan kota Yerusalem, dan membangun Bait Allah; semuanya ini dapat dicapai hanya melalui Negara Israel Modern yang harus terus diperkuat.


Zionisme Kristen Masa Kini


Berdirinya Negara Israel Modern pada 1948 dipandang kalangan Kristen Zionis sebagai sebetik berita profetis terbesar dalam abad ke-20, suatu kabar tentang pemenuhan terpenting dari nubuat Kitab Suci, antara lain Yeremia 3:14, 18:
“Kembalilah, hai anak-anak murtad,…! Aku akan mengambil kamu, seorang dari setiap kota dan dua orang dari setiap keluarga, dan akan membawa kamu ke Zion … pada masa itu kaum Yehuda akan pergi kepada kaum Israel, dan mereka akan datang bersama-sama dari negeri utara ke negeri yang telah Kubagikan kepada nenek moyangmu menjadi milik pusaka.”
“Datang bersama-sama dari negeri utara” ditafsir sebagai kembalinya orang-orang Yahudi dari negara-negara Rusia, Polandia, Jerman dan negara-negara lain di Eropa Timur dan daerah Balkan. Yeremia 16:14-15 juga ditafsir kalangan dispensasionalis dari sudut restorasionisme Zionis: “Sebab waktunya akan datang…. Aku akan membawa mereka pulang ke tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyang mereka.” 

Dalam argumentasi seorang dispensasionalis, kendati pun teks-teks ini pada konteks sejarahnya mengacu pada kembalinya Israel dari pembuangan di Babilonia, namun kalau teks-teks tersebut dipandang sebagai “nubuat lintas-zaman,” maka sebetulnya teks-teks ini “melihat ke depan, kepada peristiwa-peristiwa yang jauh lebih besar daripada kembalinya orang Yahudi dari Babilonia di bawah pimpinan Zerubabel”.

Yang dimaksud dengan “peristiwa-peristiwa yang jauh lebih besar”ini adalah peristiwa pengumpulan kembali orang Yahudi untuk keduakalinya di zaman modern dari segala penjuru dunia, terutama dari negeri-negeri utara. “Negeri pusaka yang Allah telah berikan kepada nenek moyang Israel” yang akan dipulihkan kembali, ditafsir telah digenapi melalui Perang Enam Hari Israel (4-7, 9-10 Juni 1967) dalam melawan Yordania, Suriah, Mesir dan Irak, yang membuat Israel menguasai Yerusalem (termasuk Kota Lama Yerusalem), Tepi Barat, Jalur Gaza (Samaria), Dataran Tinggi Golan, dan Sinai.

Menyusul kemenangan-kemenangan spektakuler Israel dalam Perang Enam Hari itu, ayah mertua Billy Graham, Nelson Bell, yang pada waktu itu menjadi editor majalah Christianity Today, menyuarakan perasaan-perasaan banyak orang Kristen injili Amerika pada waktu itu, ketika ia, di dalam editorial majalah itu, menulis, “untuk pertama kalinya dalam kurun waktu lebih dari 2000 tahun Yerusalem kini sepenuhnya berada kembali dalam kekuasaan orang-orang Yahudi; dan fakta ini memberikan suatu kepercayaan yang dibarui dan tergairahkan kepada setiap orang yang mempelajari Alkitab bahwa Alkitab itu benar dan sah.” 


Perang Enam Hari itu dilegitimasi dengan penjelasan teologis oleh Zionis Kristen, ketika mereka menyatakan bahwa: Allah ingin memberikan kepada umat-Nya bagian dari tanah yang tidak mereka terima pada tahun 1948. Hasil dari Perang Enam Hari adalah bahwa Yudea dan Samaria, dan Kota Lama Yerusalem, ibu kota kerajaan Daud, dikembalikan kepada pemilik semula.

Dalam tahun 1976 terjadi serangkaian peristiwa yang membawa Zionisme Kristen langsung ke kancah politik arus utama Amerika Serikat. Berkat dukungan kalangan sayap kanan (sayap fundamentalis) kaum Kristen injili Amerika, Jimmy Carter terpilih sebagai seorang Presiden yang sudah “lahir baru.” Setahun kemudian, di Israel Menachem Begin dan Partai Likud yang berhaluan politik fundamentalis (sayap kanan) memegang kekuasaan. 


Maka, lambat tapi pasti, terbangunlah suatu koalisi antara para politisi kanan, kaum Kristen injili, dan para pelobi Yahudi, di Amerika. Pada tahun 1978, Presiden Jimmy Carter mengakui bahwa kepercayaan-kepercayaan pro-Zionis yang dipegangnya telah memengaruhi kebijakan politik Timur Tengahnya; dia menyatakan, antara lain, bahwa Negara Israel adalah “suatu gerak kembali, pada akhirnya, kepada tanah alkitabiah yang dari dalamnya bangsa Israel telah disingkirkan pada beratus-ratus tahun silam….Pendirian Negara Israel adalah pemenuhan dan hakikat sebenarnya dari nubuat-nubuat alkitabiah.” 

Tetapi, ketika Carter mulai ragu terhadap program-program pendudukan yang dengan agresif dilancarkan Partai Likud, dan mengusulkan suatu rencana untuk menciptakan suatu negara merdeka bagi orang-orang Arab Palestina, maka koalisi pro-Israel antara orang-orang Kristen injili dan orang-orang Yahudi dengan tanpa kasihan mengucilkannya, dan mereka mengalihkan dukungan mereka kepada Ronald Reagan dalam Pemilu 1980.

Ketika Reagan terpilih sebagai Presiden, maka dukungan Amerika kepada Zionisme Kristen bertambah besar dan luas. Pemerintahan Reagan bukan saja suatu pemerintahan yang paling pro-Israel dalam sejarah Amerika, tetapi juga memberikan jabatan-jabatan politik sangat penting pada beberapa orang Zionis Kristen. Bukan hanya Reagan, tetapi juga Kepala Departemen Kehakiman Amerika, Ed Meese, Sekretaris Departemen Pertahanan, Casper Weinberger, dan Mendagri James Watt, menganut kepercayaan pra-millenial dispensasional.

Dalam menjalankan pemerintahannya di Gedung Putih, Reagan dengan teratur mengadakan seminar-seminar, dengan mengundang orang-orang Kristen Zionis fundamentalis seperti Jerry Falwell, Mike Evans dan Hal Lindsey, untuk berbicara dan mengadakan kontak pribadi langsung dengan para pemimpin nasional dan Kongres. Sebagai contoh, pada tahun 1982, Reagan mengundang Falwell untuk memberikan suatu pandangan dan pengarahan kepada Dewan Keamanan Nasional mengenai kemungkinan pecahnya perang nuklir melawan Russia. 


Hal Lindsey juga mengklaim bahwa Reagan telah mengundangnya untuk berbicara perihal perang dengan Russia di depan para pajabat Pentagon. 

Di dalam suatu percakapan pribadi dengan Tom Dine, seorang pelobi senior Yahudi yang bekerja untuk American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) yang dilaporkan dalam surat kabar The Washington Post, April 1984, Presiden Reagan menyatakan, 

“Anda tahu, saya berpaling kepada nabi-nabi kuno Perjanjian Lama dan kepada tanda-tanda yang meramalkan Perang Armageddon, dan saya sendiri jadi bertanya-tanya apakah kita ini adalah generasi yang akan melihat semuanya itu terpenuhi. Saya tidak tahu apakah Anda belakangan ini juga telah memperhatikan nubuat-nubuat para nabi itu; akan tetapi, percayalah kepada saya bahwa nubuat-nubuat itu menggambarkan masa-masa yang sekarang ini sedang kita jalani.”

Sementara George Bush Snr., Bill Clinton dan George W. Bush, tidak tampak memegang keyakinan-keyakinan dan prapaham-prapaham pra-millennialisme dispensasional yang dipercayai Jimmy Carter dan Ronald Reagan, mereka tokh tetap mempertahankan, mungkin dengan setengah hati, posisi kuat pro-Zionis para pendahulu mereka. Ini bisa terjadi terutama karena kuatnya pengaruh para pelobi Zionis yang dipandang banyak orang sebagai kelompok paling berkuasa di Amerika Serikat. 


Seperti telah disinggung di atas, Presiden Bush malah yakin bahwa di balik aksi-aksi militer Amerika Serikat terhadap Afghanistan, yang sempat disebutnya sebagai “crusade” bangsa Amerika, dan terhadap Irak, terdapat rencana dan maksud Allah sendiri dalam pekerjaan-Nya di dunia ini, yakni untuk menghancurkan “axis of evil.” 

Tiga orang pemimpin Kristen evangelikal fundamentalis, Jerry Falwell, Pat Robertson, dan Hal Lindsey, yang pada masa pemerintahan Reagan diberi kewenangan untuk berbicara di Gedung Putih untuk menyampaikan visi-visi pra-millennial dispensasional mereka yang menyangkut Negara Israel dan pergolakan politik di Timur Tengah yang melibatkan negara-negara adidaya dunia, adalah orang-orang yang paling berpengaruh dalam empat dasawarsa terakhir ini dalam memantapkan kebijakan politik luar negeri Amerika untuk tetap pro-Zionis.

Falwell, Pat Robertson dan Hal Lindsey, bersama-sama telah menjadi figur-figur simbolik terkemuka yang mempersatukan para pemimpin Kristen fundamentalis injili yang berpengaruh di Amerika, yang mencakup nama-nama seperti Zola Levitt, Oral Roberts, Mike Evans, Tim LaHaye, Kenneth Copeland, Paul Crouch, Ed McAteer, Jim Bakker, Chuck Missler dan Jimmy Swaggart. Semuanya adalah para pemuka Kristen pro-Zionis; mereka membela kepentingan Israel melalui tulisan-tulisan dan siaran-siaran radio dan TV-satelit (network dan cable) mereka. 


Para pemimpin Kristen fundamentalis ini, bersama dengan organisasi-organisasi pro-Israel yang mereka pimpin, secara rutin dan teratur menjangkau lebih dari 100 juta orang Kristen Amerika, lebih dari 100 ribu pendeta; dan anggaran keuangan mereka, bila digabung, akan mencapai suatu jumlah yang besar, 300 juta USD per tahun. Mereka membentuk suatu aliansi Zionis yang luas, fanatik, besar dan ampuh dalam membentuk dan mengendalikan baik politik luar negeri Amerika Serikat di Timur Tengah maupun dukungan Kristen menyeluruh bagi Negara Israel. 

Hal Lindsey bahkan tanpa ragu menyamakan orang-orang Kristen lain yang anti-dispensasionalisme sebagai pendukung Nazisme yang anti-Semit, karena, mereka, dalam penilaian Lindsey, menyangkal baik jati diri khas maupun masa depan bangsa Yahudi yang di dalam tujuan-tujuan Allah dengan dunia ini diberi tempat istimewa, yang karenanya harus didukung orang-orang Kristen.

Jerry Falwell, yang dengan mantap mengakui dirinya sebagai seorang Fundamentalis, adalah seorang pendeta dari Thomas Road Baptist Church dan pendiri serta rektor dari Baptist Liberty University yang mandiri, di Lynchburg, Virginia, dengan mahasiswanya berjumlah sekitar 10 ribu orang. 


Jerry Falwell Ministries mensponsori Jaringan Siaran TV Liberty dan program bersama Old Time Gospel Hour yang disiarkan 350 stasiun TV dan memiliki anggaran sebesar 60 juta USD per tahun. 

Jerry Falwell juga mendirikan Moral Majority pada tahun 1979 sebagai bagian dari usahanya untuk menjadikan Amerika bangsa bermoral, yang anti terhadap homoseksualitas, aborsi, pornografi, dan dosa-dosa sosial lainnya (ironisnya usaha-usaha moral ini bertolakbelakang dengan keyakinan fatalistik dispensasionalismenya). 

Seperti umumnya orang-orang Kristen evangelikal, semula Falwell menjauhkan diri dari politik; tetapi ketika pada tahun 1967, dalam Perang Enam Hari, Israel berhasil merebut dan menguasai kawasan-kawasan lain di Timur Tengah dari negara-negara Arab tetangganya, Falwell pun, karena melihat "tangan Allah" bekerja dalam Perang Enam Hari itu, masuk ke dalam dunia politik dan menjadi seorang pendukung yang sangat bersemangat terhadap Negara Zionis. 

Sikap politik fundamentalisme Amerika Utara terhadap Negara Israel Modern kentara sekali dalam ucapan representatif dari Jerry Falwell, “We are Pro-American, which means strong national defense and the State of Israel” (lihat Jerry Falwell, “An Interview with the Lone Ranger of American Fundamentalism”, Christianity Today XXV, 15 [September 4, 1981] 21).

Pada tahun 1979, pemerintah Israel memberi Falwell sebuah pesawat jet untuk membantunya melaksanakan misinya membela kepentingan Israel. 


Setahun kemudian, 1980, Falwell menjadi seorang non-Yahudi pertama yang oleh Perdana Menteri Menachem Begin dianugerahi medali Vladimir Ze’ev Jabotinsky, sebuah penghargaan untuk mereka yang berjuang bagi keunggulan Zionis. Jabotinsky adalah pendiri Zionisme Revisionis dan berpandangan bahwa orang-orang Yahudi memiliki mandat ilahi untuk menguasai dan menduduki “kedua tepi (barat dan timur) Sungai Yordan” dan tidak bertanggungjawab pada hukum internasional. 

Dalam bulan Maret 1985, Falwell berbicara di hadapan Majelis Para Rabbi konservatif di Miami dan berjanji akan “memobilisasi 70 juta orang Kristen konservatif bagi Israel.” Pada Januari 1998, ketika PM Israel Benjamin Netanyahu berkunjung ke Washington, yang pertama dijumpainya bukan Presiden Clinton, tetapi Jerry Falwell dan The National Unity Coalition for Israel, suatu perhimpunan lebih dari 500 pemimpin Kristen fundamentalis. 

Dalam pertemuan itu, orang-orang dalam perhimpunan ini menyanjung Netanyahu sebagai “Ronald Reagan bangsa Israel.” Kali ini, Falwell berjanji akan menghubungi 200.000 pendeta dan pemimpin gereja untuk meminta Presiden Clinton mengakhiri tekanannya pada Israel yang mengharuskan Israel taat pada kesepakatan-kesepakatan Oslo (“Declaration of Principles”) yang ditandatangani di Washington 13 September 1993. 

Dalam suatu wawancara dengan surat kabar The Washington Post di tahun 1999, Falwell menegaskan bahwa Tepi Barat adalah “suatu bagian tidak terpisahkan dari negara Israel.” Memaksa Israel untuk menarik diri dari Tepi Barat, kata Falwell, adalah “sama dengan meminta Amerika memberikan Texas kepada Mexico, demi membangun suatu hubungan yang baik. Ini sungguh tidak masuk akal.” 

Falwell telah berhasil, barangkali lebih baik daripada pemimpin Kristen mana pun di Amerika, untuk meyakinkan para pengikutnya untuk mengakui bahwa adalah kewajiban mereka kepada Allah untuk memberikan dukungan tanpa syarat kepada Negara Israel.


Doktrin Diterjemah ke dalam Aktivitas Politik


Para penganut dispensasionalisme pra-millennial tidak membiarkan doktrin-doktrin mereka tinggal sebagai doktrin saja yang mengapung di awang-awang, melainkan menerjemahkannya ke dalam pelbagai aktivitas politik pro-Israel. Berikut ini suatu tinjauan dalam garis besar atas relasi doktrin dispensasionalisme pra-millennial dengan aktivitas-aktivitas politik para penganutnya.



1. Doktrin: Israel Umat Pilihan Allah

Keyakinan bahwa Israel adalah “umat khusus pilihan Allah” yang tidak bisa dibatalkan (selain teks-teks PL, kerap dirujuk Roma 11:28-29, “… tetapi mengenai pilihan, mereka [Israel] adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. Sebab kasih karunia dan panggilan Allah tidak bisa diubah”) melahirkan kegiatan-kegiatan politik yang seratus persen berpihak kepada atau pro Israel. 


Beberapa contoh dapat dikemukakan. Menyusul Perang Enam Hari di tahun 1967, kecuali satu-satunya dukungan dari Amerika Serikat, Negara Israel amat sangat dikucilkan dari komunitas dunia. Hal Lindsey pun meratap,
“Sampai pada Konferensi Madrid 1991, orang-orang Arab ‘dihimbau’ sebanyak empat kali untuk ‘menaati’, ‘menghentikan’, ‘mengakhiri’, dsb. Tetapi Israel ‘dituntut’, ‘diperintahkan’, dsb., sebanyak tiga ratus lima kali, untuk melaksanakan keputusan Sidang Umum [PBB]. PBB membuat sebanyak 605 resolusi sejak berdirinya sampai Perang Teluk. Dari antaranya, sebanyak 429 atau sebesar 62 persen dari keseluruhan resolusi PBB melawan Israel atau kepentingan-kepentingannya.”
Maka orang-orang Kristen Zionis pun melihat peran mereka untuk menghibur Israel, dengan mengutip Yesaya 40:1-2, “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu.”

Lalu, dalam bulan Oktober 2000, beberapa hari setelah Ariel Sharon melakukan perkunjungannya yang provokatif ke Haram Al-Sharif (kawasan pintu gerbang yang membawa masuk orang ke Bukit Bait, Temple Mount) yang waktunya diatur dengan seksama untuk merongrong pemerintahan Barak yang sedang bernegosiasi dengan Arafat untuk menjadikan Yerusalem sebagai suatu kota milik bersama (perkunjungan ini telah memicu perlawanan intifadah yang kedua), maka sebuah iklan muncul di The New York Times dengan judul “Surat Terbuka kepada Orang-orang Kristen Evangelikal dari Orang-orang Yahudi bagi Yesus (Jews for Jesus – yaitu, orang-orang Yahudi Kristen).” 


Di dalam iklan ini, mereka meminta orang-orang Kristen evangelikal untuk menunjukkan solidaritas mereka kepada Negara Israel pada saat-saat kritis ini:
“Sekaranglah waktunya untuk berpihak kepada Israel. Saudara-saudara di dalam Kristus, hati kami sangat berat ketika kami melihat gambaran-gambaran kekerasan dan pertumpahan darah di Timur Tengah… Rekan-rekan Kristen, “kasih karunia dan panggilan Allah itu tidak bisa diubah” (Roma 11:29). Begitu juga, dukungan kita bagi kehidupan dan ketahanan Israel di masa kegelapan ini tidak bisa diubah. Sekaranglah saatnya bagi orang-orang Kristen untuk berdiri di pihak Israel.”
Selain yang telah dikemukakan di atas tentang lobi-lobi Yahudi yang sangat kuat memengaruhi kebijakan luar negeri Amerika Serikat untuk kawasan Timur Tengah, bahkan juga sangat menentukan pemilihan-pemilihan presiden, beberapa hal lain dapat disebutkan. 

Pada tahun 1980 didirikanlah International Christian Embassy Jerusalem (ICEJ), dengan tujuan untuk mengoordinasikan “kegiatan-kegiatan lobi politik langsung dalam kerja sama dengan pemerintah Israel.” 

Salah satu sasaran utamanya adalah disingkirkannya kantor-kantor PLO di Negara-negara Barat dan dipindahkannya kedutaan besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem sebagai suatu bentuk pengakuan Amerika atas kedaulatan Israel atas kota Yerusalem.

Lembaga yang namanya National Unity Coalition for Israel (NUCFI) adalah jaringan Zionis terbesar dan paling berpengaruh yang telah didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1994. NUCFI sekarang ini telah menjadi suatu koalisi besar dari 200 organisasi Yahudi dan Kristen yang berbeda-beda dan otonom, mewakili 400 juta orang anggotanya yang “bertekad bulat untuk menjadikan Israel sebuah negara yang aman.” 


Strategi utama mereka adalah melakukan lobi-lobi kepada media massa dan para politikus mapan papan atas Amerika Serikat, untuk menantang apa yang mereka sebut “disinformasi dan propaganda” yang disebar musuh-musuh Israel dan untuk mengungkapkan “kebenaran tentang Israel.” 

Ke dalam NUCFI telah bergabung tiga organisasi Kristen Zionis terbesar, yaitu Bridges for Peace, International Christian Embassy, dan Christians for Israel

Berkat kekuatan politik para pelobi Zionis, Amerika Serikat setiap tahunnya secara teratur mengikatkan diri untuk memberikan lebih dari tiga milyar USD kepada Israel dalam bentuk pemberian, hutang dan bantuan.

Dukungan finansial besar kepada Israel juga datang dari kegiatan-kegiatan Holy Land tours yang dilaksanakan sebagai tanda solidaritas dengan Israel, sekaligus sebagai propaganda yang akan menimbulkan posisi pro-Israel dalam diri banyak orang Kristen injili sedunia. 


Dua orang pemuka Kristen injili Amerika, Pat Boone dan Jerry Falwell, adalah sekutu-sekutu Israel dalam mempromosikan pro-Israeli solidarity tours

Biro perjalanan ke Israel Friendship Tours milik Falwell, misalnya, memberikan kesempatan-kesempatan kepada para peserta untuk bukan hanya bertatap-muka dengan pejabat-pejabat tinggi pemerintah Israel dan pejabat-pejabat militer, tetapi juga untuk meninjau langsung medan-medan tempur Israel, mengadakan perkunjungan resmi ke instalasi dan posisi pertahanan strategis militer Israel, bahkan juga mengalami langsung perang yang dihadapi Israel sebagai suatu bangsa.


2. Doktrin: Restorasionisme

Orang-orang Kristen Zionis percaya bahwa adalah kehendak Allah untuk orang-orang Yahudi kembali ke Tanah Israel, sebab tanah ini, melalui ikatan perjanjian, telah diberikan Allah kepada keturunan-keturunan Abraham. Terkumpulnya kembali orang-orang Yahudi di Tanah Israel adalah pemenuhan nubuat para nabi PL. 


Dengan dipulihkannya status mereka sebagai pemilik sah Tanah Israel, maka akan menyusul kejadian-kejadian lain yang sedang dinanti-nantikan, antara lain, pembangunan kembali Bait Allah (sebagai Bait Allah III) yang di dalamnya ibadah dan pemberian kurban-kurban yang diatur dalam Kitab Imamat akan dipulihkan. 

Restorasionisme semacam ini melahirkan kegiatan-kegiatan besar untuk memindahkan orang-orang Yahudi Diaspora (selain di Eropa Barat, tidak sedikit yang berdiam di negeri-negeri bekas Uni Sovyet) kembali ke Tanah Israel. Emigrasi (Aliyah = “naik ke” Yerusalem) Yahudi besar-besaran, keluar dari negara-negara Eropa Barat dan Eropa Timur, kembali ke Tanah Israel, sedang berlangsung. 

Banyak organisasi atau agen perjalanan Kristen Zionis, yang tersebar di Eropa Barat dan Eropa Timur, dengan bekerja sama dengan organisasi-organisasi Yahudi, melaksanakan pemindahan besar-besaran ini, dengan dukungan dana sangat besar yang digali dari gereja-gereja Kristen evangelikal sedunia yang pro-Israel. Mereka mengurus hampir segala-galanya, dari dokumen-dokumen identitas dan perjalanan, transportasi darat, laut dan udara, sampai pada pemelajaran, pelatihan dan pemberian fasilitas-fasilitas dan sarana-sarana untuk hidup baru dan sehat di kawasan-kawasan pemukiman baru di Tanah Israel yang rawan penembakan gelap dan yang bagi para pendatang baru masih asing. 

Kawasan-kawasan pemukiman baru yang dibuka di tempat-tempat yang sebelumnya dihuni oleh orang-orang Arab Palestina (misalnya kawasan Tepi Barat) ditawarkan untuk “diadopsi”, dibiayai dan dipelihara, oleh gereja-gereja Kristen injili pro-Zionis.


3. Doktrin: Tanah Israel Seutuhnya Seperti Yang Dijanjikan

Bagi Zionisme Yahudi-Kristen yang memakai Kitab Suci sebagai petunjuk dan peta geografis, Tanah Israel, Eretz Israel, yang sah untuk bangsa Yahudi, dalam pandangan mereka, memiliki batas-batas yang jauh lebih luas ketimbang yang sekarang ini sedang diperdebatkan dengan Otoritas Palestina, Syria dan Yordania. Karena itu, orang-orang Kristen Zionis yang terlibat dalam usaha-usaha pemulihan Tanah Israel selalu mendukung dan membenarkan setiap aksi militer yang ingin memperluas batas-batas teritorial Negara Israel. 


David Allen Lewis, Presiden dari Christians United for Israel, menempatkan klaim Israel atas teritori mereka dalam konteks yang lebih luas Timur Tengah. Ia menegaskan, “Orang-orang Arab telah menguasai 99,5 persen kawasan Timur Tengah … hal ini tidak bisa dibenarkan.” 

Sudah dikatakan di atas, Perang Enam Hari pada tahun 1967 dipandang kalangan Zionis Kristen sebagai pekerjaan Allah untuk memberikan kepada Israel bagian-bagian tanah yang belum mereka terima pada tahun 1948, ketika Negara Israel didirikan.

Sejak 1967, dengan menggunakan berbagai insentif ekonomis dan perpajakan, dan juga dengan mengacu pada teks-teks Kitab Suci, pemerintah Israel telah berhasil mendorong 400 ribu orang Yahudi untuk mendiami Yerusalem Timur, Tepi Barat, Gaza, dan Dataran Tinggi Golan, melalui pembukaan 190 kawasan pemukiman baru yang, dilihat dari hukum internasional, illegal. 


Organisasi-organisasi Kristen Zionis mendukung penuh, secara politik dan finansial, usaha-usaha yahudisasi terhadap kawasan-kawasan pendudukan yang semula didiami bangsa Arab-Palestina atau atas kawasan-kawasan yang berupa bukit-bukit bebatuan yang kering dan tandus yang belum pernah didiami sama sekali selama ribuan tahun. 

Organisasi Jews for Jesus, misalnya, membandingkan pendudukan-pendudukan Israel atas kawasan-kawasan yang semula dimiliki bangsa Arab dengan pendudukan Texas oleh Amerika Serikat. 

Program-program “adopsi” dijalankan untuk memperkuat kawasan-kawasan pemukiman baru itu. Lembaga Christian Friends of Israeli Communities (CFOIC), yang didirikan Ted Beckett pada tahun 1995, dengan bekerjasama dengan Christian Friends of Israel (CFI), mengklaim telah berhasil menggerakkan 50 gereja di Amerika Serikat, Afrika Selatan, Jerman, Belanda, dan Filipina, untuk mengadopsi 39 kawasan pemukiman baru orang-orang Yahudi.

Melalui program bantuan-bantuan sosial, The International Christian Embassy Jerusalem (ICEJ) menyediakan dukungan finansial dan material terhadap proyek-proyek pembukaan dan pemeliharaan kawasan-kawasan pemukiman baru, termasuk juga program penyediaan rompi-rompi anti peluru untuk memperkuat kemauan para penghuni baru untuk bertahan diam di kawasan-kawasan yang rawan bahaya, yang kerap ditimbulkan oleh apa yang mereka gambarkan sebagai “3 juta orang Palestina yang bermusuhan.” 


ICEJ juga berhasil menggalang dana sebesar 150 ribu USD untuk membeli sebuah bus anti-peluru yang digunakan untuk memindahkan para pemukim keluar dan masuk dari dan ke kawasan-kawasan pemukiman baru yang dibuka di Tepi Barat dan Efrat. 

CFOIC meminta orang-orang Kristen untuk berdoa bagi keamanan para pemukim baru Yahudi dan bagi diakhirinya aksi-aksi teroris, dan agar pemberian tanah kepada orang-orang Palestina dihentikan dan, sebaliknya, orang-orang Yahudi makin banyak mendapatkan tanah.


4. Doktrin: Yerusalem Harus Dipertahankan Utuh

Bagi Zionisme Kristen dan Yahudi, kota Yerusalem seluruhnya, yang tidak dibagi-bagi, adalah ibu kota abadi bagi kerajaan Daud dalam zaman PL yang dilanjutkan dalam Negara Israel Modern. 


Orang-orang Kristen Zionis dengan sangat kuat menolak setiap proposal apa pun yang mau menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Negara Palestina, atau sebagai kota yang dimiliki bersama tiga agama besar. Setelah Perang Enam Hari di tahun 1967, yang membuat Israel dikucilkan masyarakat internasional, orang-orang Kristen Zionis berjuang untuk dunia internasional mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Negara Israel.

Pada bulan Februari 1984, ICEJ mengirim seorang wakilnya, Richard Hellman, untuk berbicara di depan US Senate Committee on Foreign Relations di Washington dan mendesak Amerika Serikat untuk memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem dan mengakui kota itu sebagai ibu kota Israel. Falwell dan American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) juga melakukan gerak yang sama. 


Belakangan, Senator Bob Dole mengajukan suatu rancangan UU kepada Senat, yang kemudian disetujui, yang isinya mengharuskan Kedutaan Besar Amerika Serikat dibangun kembali di Yerusalem pada 21 Mei 1999, dan mengesahkan anggaran 100 juta USD sebagai dana pendahuluan untuk tujuan tersebut. Dalam bulan Oktober 1995 ia menegaskan, “Ibu kota Israel tidak dibicarakan dalam proses perdamaian, dan pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat ke Yerusalem tidak akan memengaruhi hasil perundingan-perundingan apa pun di masa depan.” 

Akan tetapi Presiden Amerika Serikat tidak mau mengesahkan keputusan Senat itu; hal ini disesalkan Dole, dan dia memberikan komentarnya:
“Seperti telah berlaku selama tiga ribu tahun, Yerusalem pada masa kini juga adalah hati dan jiwa dari bangsa Yahudi. Kota ini pada masa kini juga, dan harus selamanya, menjadi ibu kota abadi dan tidak terbagi-bagi dari Negara Israel…. Waktunya telah tiba… untuk tidak hanya berbicara di atas kertas, untuk tidak hanya menyuarakan dukungan-dukungan, atau hanya membicarakan keputusan-keputusan Kongres. Waktunya telah tiba untuk melaksanakan UU itu sehingga memungkinkan tercapainya tujuan itu.”
Dalam tahun 1997, ICEJ mendukung sebuah iklan satu halaman penuh di The New York Times yang diberi judul “Orang-orang Kristen Menuntut suatu Yerusalem Yang Dipersatukan.” Pernyataan ini ditandatangani sepuluh pemimpin Kristen evangelikal, termasuk Pat Robertson, ketua Christian Broadcasting Netrwork dan Presiden Christian Coalition; Oral Roberts, pendiri dan ketua Oral Robert University; Jerry Falwell, pendiri Moral Majority; Ed McAteer, Presiden Religious Roundtable; dan David Allen Lewis, Presiden Christians United for Israel. Pernyataan mereka berbunyi,
“Kami, yang bertandatangan di bawah ini, para pemimpin spiritual Kristen, yang setiap Minggu berkomunikasi dengan lebih dari 100 juta orang Kristen Amerika, menyatakan bangga dapat bergabung bersama dalam mendukung kedaulatan yang tetap dari Negara Israel atas kota suci Yerusalem… kami percaya bahwa Yerusalem, atau bagian mana pun darinya, tidak akan dapat ditawar-tawar lagi dalam proses menuju perdamaian. Yerusalem harus tetap utuh, tidak terbagi, sebagai ibu kota abadi dari bangsa Yahudi.”
Lalu para pembaca diundang untuk “bergabung bersama kami dalam misi suci kami untuk menjamin bahwa Yerusalem akan tetap tidak terbagi-bagi, sebagai ibu kota abadi Israel.” Mereka menegaskan, “Perang untuk mempertahankan Yerusalem sudah dimulai, dan sekaranglah waktunya orang-orang yang percaya pada Yesus Kristus untuk mendukung saudara-saudara Yahudi kita dan Negara Israel. Inilah saatnya untuk kita bersatu dengan orang-orang Yahudi.” 

Pada tahun 2002, Falwell mengaitkan serangan teroris terhadap WTC (11 September 2001) dengan klaim Israel sebagai pemilik satu-satunya kota Yerusalem: serangan itu ditujukan untuk melawan Israel dan Zionisme Kristen Amerika. Falwell meminta Presiden Amerika Serikat untuk “Mempertahankan Yerusalem Tetap Bebas.”

Para Zionis Yahudi berpandangan bahwa siapa mengontrol Yerusalem, mengontrol Israel. Untuk bisa mengontrol Yerusalem, orang harus mengontrol Bait Allah. 


Karena itu, dalam politik Zionis, Bait Allah harus dibangun kembali; sebab dari pusat Bait Allah inilah Israel oleh Messias Yahudi yang dinantikan akan dikendalikan melalui ibadah, ritus-ritus kurban dan sistim imamat, seperti pada zaman PL. 

Bagi para Zionis Kristen, Bait Allah III harus dibangun, karena sudah diramalkan dalam Kitab Suci bahwa persis menjelang kedatangan Kristus kembali, akan datang sang Antikristus yang akan menajiskan Bait Allah Yahudi dan selanjutnya membawa dunia ke dalam kesengsaraan besar Perang Armageddon (Daniel 9:27; 11:31; 12:11; Markus 13:14 dan par.; Wahyu 16:12-16). 

Bagi mereka, kedatangan kembali Yesus Kristus harus diperjuangkan, dan akan dipercepat jika Bait Allah III dibangun.


5. Doktrin: Bait Allah Harus Dibangun Kembali 


Bait Allah harus dibangun kembali, di lokasinya semula, di atas kawasan Temple Mount, karena, bagi Zionis Kristen, pembangunan ini sudah dinubuatkan, dan mereka bersama orang Yahudi, harus memenuhi nubuat itu. Para Zionis melihat persiapan-persiapan pembangunan Bait Allah III sudah dimulai sejak 1967, ketika Israel berhasil menguasai Kota Lama Yerusalem; Bait ini akan menjadi Bait Allah Akhir Zaman.



 

Karena kawasan Bukit Bait sekarang ini dikuasai Islam, dengan di atasnya berdiri bangunan-bangunan suci umat Islam (Mesjid Umar, dengan Kubah Emas-nya; dan mesjid Al Aqsa), dan kawasan ini dilarang dimasuki orang Yahudi, maka untuk Bait Allah Yerusalem dapat dibangun kembali dan sistim imamat dan kurban-kurban dapat dihidupkan kembali, kawasan Bukit Bait harus direbut kembali melalui aksi-aksi militer, dan bangunan-bangunan suci Islam yang ada di atasnya harus dihancurkan sampai rata dengan tanah. 

Orang-orang Zionis Yahudi generasi masa kini berpandangan bahwa adalah tugas mereka membebaskan Bukit Bait sehingga orang-orang Yahudi tidak dihalangi untuk melewati kawasan gerbang-gerbang (Haram Al-Sharif) yang membawa orang masuk ke Bukit ini, lalu melenyapkan bangunan-bangunan kafir yang ada di atasnya, serta mendirikan Bait Allah dan menegakkan bendera Israel di atas bukit ini.

Hanya dengan perang demi pembangunan Bait Allah, sang Messias akan datang. 


Antara 1967-1990 sudah terjadi 100 kali serangan terhadap Haram Al-Sharif oleh kelompok-kelompok militan Yahudi; yang tidak sedikit di antaranya didukung oleh kelompok-kelompok Zionis Kristen. Ratusan organisasi Zionis Yahudi dan Kristen telah dan sedang bekerja melakukan persiapan-persiapan yang luas dan mendalam untuk pembangunan Bait Allah III. 

Dana milyaran USD terus dihimpun dan digalang dari begitu banyak gereja evangelikal di Amerika dan Eropa untuk membiayai semua rencana dan persiapan pembangunan Bait Allah III dan restorasi sistim imamat dan sistim kurban dalam agama Yahudi.

Kerinduan bangsa Yahudi untuk memiliki Bait Allah, harapan-harapan Kristen untuk diangkat ke surga menjelang masa kesengsaraan besar, dan ketakutan-ketakutan kuat Muslim Arab-Palestina dan Muslim sedunia akan dihancurkannya bangunan-bangunan suci Islam yang berada di Bukit Bait Allah―semuanya ini merangsang munculnya visi-visi apokaliptis tentang kehancuran total tatanan yang ada; dan semua ini, bagi kalangan dispensasionalis, adalah sesuatu yang sudah dinubuatkan: Perang Armageddon.


6. Doktrin: Mempercepat Perang Armageddon

Setelah runtuhnya komunisme, dalam penglihatan para dispensasionalis, perang Armageddon dalam Wahyu 16:12-16 akan berlangsung dalam bentuk suatu perang antara “peradaban Islam” (negara-negara Arab dan sekutu-sekutu non-Arab mereka) dan “peradaban Kristen” (USA dan sekutu-sekutunya) yang akan berlangsung mula-mula di Timur Tengah. 


Perang ini demikian dahsyat sehingga jikalau Allah “tidak mempersingkat waktunya, maka tidak ada yang akan selamat.” Tetapi, orang-orang Kristen pro-Zionisme tidak akan ikut mengalami perang itu, sebab sebelum perang itu terjadi, mereka sudah akan diangkat ke surga; dan tinggal menyaksikan “dari atas” bagaimana bumi diseret ke dalam penderitaan berat sebelum tibanya Millennium dan pemulihan pemerintahan Messias Yahudi di Yerusalem.

Adalah tugas dan panggilan setiap orang Kristen, ini keyakinan para dispensasionalis, untuk mempercepat tibanya perang dahsyat itu, antara lain dengan menolak semua proses menuju perdamaian (the Road Map to Peace) yang sedang diupayakan oleh para pemimpin dunia untuk kawasan Timur Tengah, khususnya dalam rangka mengatasi konflik Israel dan Palestina. 


Hal Lindsey, misalnya, mengatakan, “Aku sungguh muak memperhatikan bagaimana Presiden Amerika yang Kristen, yang bermaksud baik, berbicara tidak hentinya tentang visinya mengenai suatu negara Palestina yang hidup berdampingan dalam damai dengan negara Yahudi.” 

Bagi para dispensasionalis, perundingan untuk perdamaian bukan hanya telah membuang waktu, tetapi juga suatu pemberontakan melawan rencana-rencana Allah. Sejalan dengan penolakan proses perdamaian itu, kebencian dan satanisasi (demonizing) terhadap bangsa-bangsa Arab, khususnya terhadap Arafat (ketika dia masih hidup), dan pada agama Islam, harus terus ditanamkan ke dalam sanubari setiap orang Kristen yang pro-Israel. 

Maka bukan mustahil jikalau “pembersihan etnis” Arab-Palestina dari Tanah Israel juga akan dilakukan. Pada bulan Mei 2002, Dick Army, pemimpin Republican Senate House Majority, menyatakan,
“Bagian terbesar dari orang yang sekarang mendiami Israel telah didatangkan dari segala tempat di muka bumi ke negeri ini, dan mereka menjadikannya tempat tinggal mereka. Orang-orang Palestina dapat melakukan hal yang sama dan kami akan puas sepenuhnya untuk bekerja sama dengan orang Palestina dalam mewujudkan pemindahan ini. Kami tidak ingin mengorbankan Israel hanya demi bangsa Palestina memiliki suatu negeri buat mereka…. Saya puas melihat Israel menguasai Tepi Barat…. Ada banyak bangsa Arab yang memiliki beratus-ratus ribu are wilayah, tanah, tempat-tempat tinggal, dan kesempatan untuk menciptakan suatu Negara Palestina.”
Ketika Dick Army diminta untuk mengklarifikasi pernyataannya yang kontroversial itu, dia kembali menegaskan bahwa “Saya puas kalau Israel telah berhasil menduduki tanah yang sekarang sedang didudukinya dan kalau orang-orang yang menjadi penyerang-penyerang Israel menyingkir ke suatu daerah lain.”

Amerika Serikat bagaimana pun, sebagai satu-satunya adidaya dunia ini, harus tetap dijaga untuk selalu berpihak kepada Israel, kendati pun untuk itu negara adidaya ini harus menggunakan standard ganda dalam semua kebijakan politik, pertahanan dan militernya yang berkaitan dengan dunia Timur Tengah. 

Jika Amerika Serikat sampai gagal mempertahankan keberpihakannya kepada Negara Israel yang menyebabkannya kalah dalam melawan bangsa-bangsa Arab, maka negara adidaya ini juga, seperti “dinubuatkan” para tokoh dispensasionalis, akan kena murka Allah, terjatuh dari anugerah, dan mengalami keruntuhan besar-besaran. 

Kata Falwell, “If Israel falls, the United States can no longer remain a democracy” dan juga, “Kekuatiran terbesar saya adalah bahwa Presiden Bush dengan tanpa diketahuinya sedang membawa Amerika Serikat ke dalam penghukuman Allah. Sebab Allah sudah memperingatkan bahwa Ia akan menghakimi semua bangsa yang telah menyebabkan umat-Nya Israel tersingkir dari tanah yang Ia dengan kuasa-Nya sudah berikan kepada mereka.” 

Begitu juga, Pat Robertson memberi peringatan, jika Amerika Serikat, “ingin mengintervensi nubuat Alkitab dan ingin masuk lalu mengambil Yerusalem Timur dari orang-orang Yahudi lalu memberikannya kepada Yasser Arafat … maka semoga Tuhan menolong bangsa Amerika…. Jika Amerika Serikat mengambil Yerusalem Timur kembali dan menjadikannya ibu kota Negara Palestina, maka kami meminta supaya murka Allah dijatuhkan ke atasnya.” 


Penutup

Rumitnya jalinan dan kait-kaitan antara teks-teks kitab suci Yahudi-Kristen (yang oleh gereja dinamakan Alkitab) dan politik Israel, Palestina, dan negara-negara maju dalam hubungannya dengan berbagai situasi dan kondisi di kawasan Timur Tengah, khususnya di kawasan Negara Israel modern dalam relasinya dengan bangsa Arab-Palestina (dan gerakan-gerakan Islamis garis keras di Timteng), membuat persoalan Israel dan Palestina juga sangat rumit dan multidimensional. 

Mungkin jika persoalan ini disekularisisasi, dilepaskan sama sekali dari dimensi-dimensi keagamaan apapun, penyelesaiannya akan sedikit lebih mudah. 

Selain itu, karena kita telah belajar bahwa kekerasan apapun akan selalu menimbulkan kekerasan balasan dari pihak lain, seluruh persoalan ini mungkin sekali akan dapat diselesaikan sampai ke akar-akarnya jika cara-cara kekerasan ditinggalkan oleh semua pihak yang sedang bertikai. 

Lalu cara-cara non-kekerasan dipakai oleh semua pihak yang sedang berselisih, baik pada lingkup kedua negara (Israel dan Palestina) maupun pada lingkup masyarakat sipil. 

Gerakan-gerakan perdamaian yang aktif lewat cara-cara damai dan rekonsiliatif, yang dijalankan berbagai LSM di kedua belah pihak dan dalam bentuk kerja sama dua rakyat, akan pasti sangat membantu. 


by Ioanes Rakhmat

Baca juga: 
Dispensasionalisme pra-millennial